Sabtu, 30 Agustus 2008

CINTA ADINDA

CINTA ADINDA
Author : Afifah Afra
Publisher : Mizania
Semua dimiliki Dokter Irham; kaya, cerdas, dan tampan. Namun untuk urusan cinta, Dokter Irham tak seberuntung Cassanova. Dua kali cintanya kandas di tengah jalan hingga Dokter Irham tak pernah berpikir sekalipun membuka kembali hatinya untuk cinta.

Namun, iradat Allah tak bisa ditebak siapa pun. Ketika Dokter Irham berurusan dengan Adinda, lambat laun cinta pun kembali menyapanya. Hanya masalahnya tak semudah membalikkan telapak tangan. Adinda masih harus berjuang keras menyelamatkan nyawa lelaki bernama Brata Kusumah. Sempatkah dia memikirkan cinta? Sampai hatikah dia menelantarkan orang yang begitu dicintainya?

Wujud Candi Induk Losari Terungkap

Wujud Candi Induk Losari Terungkap

Tim Balai Arkeologi Yogyakarta bersama Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menggali situs candi induk Candi Losari di Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, .

Setelah dua minggu menggali, tim peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta berhasil mengungkap wujud candi induk Losari yang terletak di Desa Losari, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Salah satu bagian candi induk yang ditemukan dua hari lalu itu diduga sebagai dinding sisi barat candi.

Lokasi candi induk sekitar 8 meter dari Candi Perwara (candi pelengkap) yang ditemukan pada penggalian tahap pertama 2007, dengan kedalaman 3 meter. Ketua tim peneliti Candi Losari Balai Arkeologi Yogyakarta, Baskoro Daru Tjahyono, mengatakan, penggalian yang dimulai 10 Agustus itu merupakan lanjutan penggalian tahap pertama pada 2007.

"Pada penggalian pertama, kami hanya menemukan satu candi perwara. Penggalian kali ini untuk mengetahui seluruh bangunan utama Candi Losari," kata Baskoro ketika ditemui di lokasi penggalian, Senin (25/8).

Seperti candi Hindu kuno lainnya, tutur Baskoro, kompleks candi terdiri dari satu candi induk dan tiga candi perwara yang sekelilingnya dipagari. Setelah melihat sepenggal wujud bangunan candi induk dan estimasi jaraknya dengan candi perwara, Baskoro memperkirakan luas Candi Losari 25 meter x 25 meter. "Candi induknya diperkirakan 9 meter x 9 meter," ujarnya.

Candi Losari pertama kali ditemukan Muhammad Badri (52) pada 11 Mei 2004 saat menggali lubang untuk keperluan irigasi di kebun salak miliknya. Tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta mulai menggali situs itu pada 2007.

Candi ini merupakan candi Hindu, di abad ke-9 Masehi dari zaman Kerajaan Mataram Kuno. ”Itu terlihat dari relief (ukiran) di salah satu candi perwara yang telah terungkap,” ujar Baskoro.

Candi ini terkubur lahar dingin letusan Gunung Merapi--diperkirakan terjadi 925-928 Masehi. Berdasar jarak antarcandi (0-2 km), candi ini dimasukkan dalam kelompok Candi Gunung Wukir bersama Candi Mantingan.

Ahli Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Djoko Dwiyanto mengatakan, dari ukuran yang termasuk kecil, Candi Losari diperkirakan dipakai oleh masyarakat desa atau kota kecil. Meski demikian, candi itu tetap mempunyai arti penting. "Dari candi ini kita dapat mengetahui perkembangan agama Hindu sampai ke tingkat lokal," katanya.

Menurut Dwi, pengungkapan candi Losari semakin membuka peluang penemuan-penemuan candi baru di wilayah Yogyakarta dan Jateng. "Dari hasil survei bawah tanah diketahui ada ratusan candi di antara Borobudur dan Prambanan yang belum terungkap," mr-kompas

Jumat, 29 Agustus 2008

Terserah Kamu

Terserah Kamu

Susan dan Benny bersiap menghadiri pesta pernikahan sahabat Benny. Kebetulan Susan membeli gaun baru dan berniat memakainya ke pesta itu. Namun, ia ragu apakah bisa tampil cantik dengan gaun barunya. Untuk memastikannya, ia pun bertanya pada Benny yang telah 30 menit menunggunya. “Ben, sepatu mana yang cocok dengan gaunku ini? Yang merah atau kuning keemasan?”

“Terserah kamu saja, Sayang! Dua-duanya bagus kok. Ayo cepat dong, nanti terlambat nih!” jawab Benny sambil berlalu ke arah mobil. Susan pun hanya bisa cemberut mendengar jawaban itu. Meski ini bukan kali pertama Benny mengucapkan kata ‘terserah’, Susan tetap saja kesal mendengarnya. Ia tak habis pikir, mengapa kekasihnya tercinta seolah seperti tak punya ‘suara’ untuk disumbangkan.

SERING DIABAIKAN
Jangan keburu menghakimi bahwa pria tak peduli dan tak punya keinginan untuk urun pendapat atau sedikit berkomentar atas omongan Anda. Sebenarnya sikap ini muncul karena ia merasa pendapatnya sering diabaikan. Tidak percaya? Coba saja Anda ingat lagi. Ketika Anda menanyakan sesuatu atau meminta pendapat yang menyangkut beberapa pilihan, benarkah Anda ingin tahu pendapatnya?

Kalau mau jujur, seringkali kita sudah tahu pilihan mana yang terbaik buat kita. Hanya saja kita butuh penegasan atas pilihan itu yang harus keluar dari mulutnya. Ketika dia memberikan pilihan (yang bukan Anda pilih), Anda pasti akan tetap memilih pilihan Anda sendiri. Iya, kan? Nah, inilah salah satu yang membuat si dia sering mengeluarkan jurus ‘terserah’.

Tips: Kalau memang Anda sudah menentukan pilihan, lebih baik jangan lagi bertanya hanya untuk mendapat penegasan. Namun, jika Anda ingin benar-benar melibatkannya, mulailah belajar mendengarkan pendapatnya. Kalaupun ternyata pilihannya kurang oke buat Anda, jangan langsung marah atau malah meremehkan seleranya. Jelaskan saja dengan baik-baik (tanpa nada tinggi tentunya) bahwa pilihan yang ia berikan agak kurang tepat. Selain tak memicu pertengkaran dan tak membuatnya merasa diabaikan, si dia juga dapat ilmu soal ‘pilihan’ dari Anda kan?


TIDAK PERLU BERKOMENTAR
Dalam menghadapi hari-hari yang penuh dengan seabrek masalah, kita tidak seperti kaum lelaki yang bisa mengenyahkan semua masalah itu dari pikiran. Seringkali masalah itu terus berputar di kepala kita. Satu-satunya cara kita untuk menepis masalah itu adalah membicarakannya. Namun, sebenarnya kita bicara untuk ‘membongkar’ masalah yang kita hadapi dan bukan mencari jalan keluar atau menyelesaikannya.

Nah, pasangan yang tahu betul kebiasaan kita ini, pasti merasa tak perlu lagi berkomentar jika kita curhat di telepon dan menanyakan, “Aduh pusing deh. Enaknya begini atau begitu, ya?” Seperti biasa, ia hanya akan diam mendengarkan sambil lalu atau mengeluarkan kata ‘terserah kamu’. Karena ia tahu saran apa pun yang ia berikan, belum tentu Anda terima. Lagipula daripada capek berkomentar, lebih baik ia membiarkan Anda mengambil keputusan yang terbaik bagi Anda.

Tips: Anda benar-benar butuh saran? Bicaralah lebih serius sambil berhadapan dan menatap matanya. Beri sinyal bahwa Anda memang ingin mendengar pendapatnya. Ketika ia bicara dengarkan. Hargailah pendapatnya dengan melakukan yang ia katakan. Dijamin, besok-besok ia takkan segan untuk sumbang saran lagi.


PERTANYAAN YANG SAMA
“Kenapa sih kamu selalu bilang terserah? Kayak enggak punya keinginan saja,” tanya Sita pada Rudi, suatu hari. Sita memang sudah mulai bosan mendengar kata ‘terserah’ dari mulut Rudi setiap kali ia bertanya enaknya makan di mana sepulang kerja nanti, jalan ke mana malam minggu nanti atau gaun mana yang lebih cocok untuk dipakai Sita.

“Habis kayak gitu ditanya terus,” jawab Rudi. Seringkali kita tidak sadar menanyakan atau meminta komentar untuk hal yang sama berulang-ulang. Padahal jika hubungan berjalan lebih dari setahun, harusnya Anda sudah tahu kebiasaannya. Apa yang ia sukai dan tidak.

Tips: Sebenarnya tak perlu lagi banyak bertanya. Apalagi sampai berulang-ulang. Kalaupun Anda ingin dia urun pendapat, ajukanlah pertanyaan dengan cara berbeda. Dan ketika ia menentukan pilihannya (meski lagi-lagi tak sesuai harapan Anda), jangan ditolak apalagi diremehkan. Anggap ini bagian dari konsekuensi yang harus Anda terima dalam melatih dia ‘bersuara’.


MALAS RIBUT
Seringkali jurus ‘terserah’ terlontar karena pria memang tak ingin berdebat. Apalagi jika selama ini Anda yang mendominasi pengambilan keputusan. Jadi, ia akan menyerahkan semua keputusan dan pilihan di tangan Anda.

Tips: Anda mungkin "Si Ramai" dan banyak bicara. Nah, coba sesekali mengurangi dominasi pembicaraan dan lihat reaksinya. Ia mungkin akan sedikit bingung dengan perubahan itu. Namun, setelah itu ia akan beradapatasi dan mulai aktif menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Jika Anda tak setuju dengan pilihannya, jangan langsung bersikap antipati dan membuat pilihan sendiri. Katakan secara baik-baik dan cari titik tengahnya saja.mr-ompas

Alquran dari Zaman ke Zaman Mushaf Ustmani


Alquran dari Zaman ke Zaman Mushaf Ustmani

Hasan Husen Assagaf
Alumnus King Abdul Aziz University-Jeddah

Diyakini oleh umat Islam bahwa penurunan Alquran terjadi secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Para ulama membagi masa turun ini menjadi dua periode, yaitu periode Makkah dan periode Madinah.

Periode Makkah berlangsung selama 13 tahun masa kenabian Rasulullah SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah. Periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.

Penulisan Alquran dalam bentuk teks sudah dimulai sejak zaman Nabi SAW, tapi sangat jarang didapatkan karena pada zaman itu mereka banyak mengandalkan kepada hafalan bukan kepada tulisan. Kemudian, sedikit demi sedikit mulai didapatkan perubahan Alquran dari hafalan ke tulisan dan perubahan Alquran menjadi teks terus dijumpai dan dilakukan sampai pada zaman khalifah Utsman bin Affan ra.

Ketika Rasulullah SAW masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Alquran, yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan, dan Ubay bin Ka'ab. Sahabat yang lain juga secara diam-diam menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, dan potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Alquran setelah wahyu diturunkan.

Pada masa kekhalifahan Abu Bakar ra, terjadi beberapa pertempuran. Di antaranya perang yang dikenal dengan nama perang Ridda yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Alquran dalam jumlah yang tidak terhitung. Umar bin Khattab ra pada saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Khalifah Abu Bakar ra untuk mengumpulkan seluruh tulisan Alquran yang saat itu tersebar di antara para sahabat dan penghafal Alquran. Lalu, Abu Bakar ra memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk membuat lajnah pengumpulan Alquran yang mengorganisasi pelaksanaan tugas tersebut.

Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Alquran tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Khalifah Abu Bakar ra. Abu Bakar ra menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf pertama itu berpindah kepada Umar bin Khattab ra sebagai khalifah penerusnya. Selanjutnya, mushaf itu diserahkan dan dipegang oleh anaknya Hafsah yang juga istri Nabi SAW.Pada masa pemerintahan khalifah ketiga, yakni Utsman bin Affan, Islam semakin tersebar luas ke seluruh penjuru dan terjadilah perbedaan dialek (lahjah) antara suku yang berasal dari daerah dan negara berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijaksanaan untuk membuat keseragaman dalam cara membaca Alquran (qira'at).

Lalu, ia mengirim utusan kepada Hafsah binti Umar ra untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Ia memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurahman bin Al-Harists bin Hisyam. Ia memerintahkan agar menyalin dan memperbanyak mushaf dan jika terjadi perbedaan antara Zaid dengan ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Alquran turun dalam dialek bahasa mereka.Maka terbentuklah sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah). Standar tersebut kemudian dikenal dengan istilah Mushaf Utsmani yang digunakan hingga saat ini.

Bersamaan dengan keluarnya penyamaan dengan standar yang dihasilkan, maka khalifah Ustman ra memerintahkan seluruh mushaf yang berbeda untuk dimusnahkan. Hal ini demi untuk mencegah perselisihan di antara umat Islam di masa depan dalam penulisan dan pembacaan Alquran. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Makkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah.

Dari keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman telah disepakati dan disetujui oleh para sahabat. Hal ini agar umat bersatu pada satu mushaf sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Al-Hijr: 9).mr-opinirepublika

Memaknai Ramadhan

Memaknai Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan, bulan suci penuh berkah dan ampunan akan tiba. “Saatnya untuk lebih dekat dengan Allah, lebih banyak waktu beribadah dan lebih fokus. Menjalin silaturahim antar sesama menjadi rutinitas yang hanya akan ditemukan di bulan suci,” ujar presenter Meutya Hafid.

Karena kesibukannya, Ia merasa bahwa bulan suci adalah bulan yang ditunggu dan harus disambut dengan suka cita. Selama bulan suci, ia berusaha semaksimal mungkin untuk berkumpul bersama keluarga. “Saat paling dirindukan adalah ketika kita duduk bersama untuk makan sahur. Karena disini biasanya semua anggota keluarga berkumpul.”

Menurut Pimpinan Majelis Zikir az-Zikra, Ustadz Muhammad Arifin Ilham, Ramadhan memang bulan yang penuh rahmat, ampunan, bulan Alquran, bulan ukhuwah, bulan kerinduan orang-orang beriman. Rasulullah SAW menyebutnya dengan bahasa tamu. “Kalau ada tamu yang sangat luar biasa datang ke rumah kita, pasti kita menyambutnya dengan suka cita, kita persiapkan dengan persiapan yang luar biasa, itulah Ramadhan.”

Umat Islam, katanya, mempersiapkan kedatangan tamu Ramadhan sejak jauh-jauh hari dengan berdoa seperti yang diajarkan Rasulullah SAW, ''Allahumma bariklana fii rajaba wa sya'bana wa balligna Ramadlana” (Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah usia kami hingga bulan Ramadhan). “Mengapa kita berdoa seperti itu, karena begitu besar dan utamanya bulan suci Ramadhan,'' ujarnya.

Ia menganjurkan kaum Muslimin memperbanyak doa, membersihkan hati, dan istighfar menyambut Ramadhan. “Dengan hati yang bersih, kita mudah mengakses hidayah, rahmat dan magfirah serta berkah Allah SWT,” tambahnya.

Ramadhan, kata dia, adalah bulan pengendalian diri. ''Yang halal dikendalikan, apalagi yang haram. Bulan iqtishad namanya, bulan sederhana,” ujarnya. Ia menanggap aneh jika di bulan Ramadhan umat Islam menjadi konsumtif, karena semangat Ramadhan adalah muqtashid yakni bulan lapar, bulan haus, bulan sederhana, bulan mengendalikan diri. Kepekaan sosial juga harus meningkat karena kita tadzallul (menghinakan diri kepada Allah SWT), sehingga diharapkan kepada sesama manusia kita rendah hati.

Perlunya persiapan menyambut bulan suci Ramadlan, juga diungkapkan Ketua Dewan Pakar Pusat Studi Alquran Dr Mukhlis Hanafi MA. Ia mengungkapkan, bulan suci Ramadhan merupakan bulan agung, yang mulia dan penuh berkah, karena itu, perlu disambut kedatangannya biasanya dengan mengucapkan lafal Marhaban ya Ramadhan atau Tarhib Ramadhan (Selamat Datang bulan Ramadhan). ''Kata marhaban sebenarnya menunjukkan kelapangan dada, menunjukkan keluasan hati untuk menerima tamu yang akan datang, karena itu hendaknya kita menyabut Ramadlan dengan rasa suka cita, tidak dengan hati menggerutu atau gusar karena aktivitas dan kegiatannya akan tersita oleh ibadah puasa dan amalan sunnah lainnya,'' jelanya kepada Republika Selasa (26/8).

Rasulullah SAW, kata dia, sudah mempersiapkan diri menyabut kedatangan tamu yang agung ini, sejak jauh-jauh hari, yakni sejak bulan Rajab dan Sya'ban, dua bulan sebulan datangnya bulan Ramadhan. “Doa dipanjatkan, hati dan fisik disiapkan,” tambahnya.

Direktur Pasca Sarjana Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Prof Dr KH Didin Hafidluddin MSc menjelaskan, umat Islam harus betul-betul mempersiapkan secara mental, pikiran, rohaninya untuk menghadapi bulan yang penuh dengan kemuliaan. 'Program amaliyah, kata dia, harus dibangkitkan. ''Saya melihat ini sebuah peluang dan kesempatan Ramadhan ini untuk meningkatkan kesalehan sosial kita, keberpihakan kita kepada kaum dhuafa,” ujarnya.

Satu lagi, ''Ramadhan ini kesempatan yang baik untuk manajemen diri, manajemen keluarga, dan manajemen umat,” ujarnya.Aneh, kata dia, jika setelah Ramadhan ada Muslim yang masih pelit berbagi. Ada Muslim yang masih “pikir-pikir” untuk membayar zakat. Ada Muslim yang masih cuek melihat tetangganya kekurangan, melihat dhuafa yang terbata-bata menyambung hidupnya. Semoga Muslim yang demikian bukanlah kita!mr-republika

Marhaban ya Ramadhan

Marhaban ya Ramadhan

Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk disini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.

“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya. Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”

Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”

“Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”

“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”

“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”

“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah).

Marhaban ya Ramadhan, Selamat Datang Bulan Ramadhan! Bulan penuh keberkahan dan ampunan. Setiap muslim tentu merasa bersuka cita dengan hadirnya bulan suci Ramadhan, karena di bulan ini, Allah swt begitu murah dan ringannya, memberikan ganjaran pahala kepada umat Islam yang menunaikan ibadah puasa. Sebagaimana disebutkan dalam hadis di atas, di bulan ini Allah SWT melipatgandakan amalan yang ditunaikan umat Islam mulai dari qiyamullail, qiraatul quran, sedekah, silaturahim hingga tadarus. Karena itu, sangat wajar, bila di mana-mana umat Islam selalu meramaikan rumah Allah, masjid, mushalla dan majelis taklim, demi meraih ridha dan berkah dari Allah SWT.

Bukan egois bila di bulan ini, kita meninggalkan sejenak hiruk-pikuk duniawi dan mendekat kepada Allah sedekat-dekatnya. Karena sesungguhnya, hanya orang yang hatinya dekat kepada Sang Khaliklah yang akan menjadi orang yang beruntung; perilakunya terjaga, dan dia terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela. Bukankah itu yang membuat orang menjadi mulia?

Jadi, mari kita bersihkan hati dan siapkan diri menyambut datangnya bulan yang suci. Bulan dimana pintu-pintu ampunan dibuka. Bulan di mana segala amalan dilipatgandakan pahalanya. Bulan dimana kesempatan untuk menjadi hamba yang lebih baik terbuka lebar.mr-republika

Tips-tips Menyambut Ramadhan

Tips-tips Menyambut Ramadhan

* Tidak semua orang diberi karunia panjang umur dan sehat, sehingga berkesempatan menunaikan ibadah Ramadlan. Bagi yang bisa masuk ke bulan Ramadlan, maka bersyukurlan dengan betul-betul menguatkan lahir batin, memaksimalkan ibadah-ibadah Ramadhan.

* Jaga kesehatan dengan banyak melakukan perenggangan dan olahraga, agar selama Ramadlan tidak jatuh sakit dan tidak menyalahkan puasa Ramadhan.

* Memperbanyak ibadah-ibadah sunah: membaca Alquran, shalat-shalat sunnah terutama sunnah-sunnah qiyamullail atau tarawih.

* Memperbanyak istighfar dan bersedekah di bulan yang penuh pengampunan dan keberkahan. Allah bertambah-tambah murah-Nya di bulan Ramadhan.

* Menggunakan kesempatan doa yang memang menjadi keistimewaan bagi orang-orang yang berpuasa; du'aauhuu mustajabun (doanya mustajab).

* Mengisi waktu dengan menambah ilmu yang banyak sekali bertebaran di bulan suci Ramadlan/

* Berkesempatan merajut silaturahim dengan kawan-kawan, saudara-saudara dan yang lebih penting lagi kepada orang-orang tua dan guru.

* Jangan lupa berdoa agar Allah SWT memudahkan segala usaha kita untuk memaksimalkan Ramadlan dan berujung kepada derajat taqwa, pembebasan api neraka dan dibukanya pintu surga sebab Allah ridha sama kita.

berdasar wawancara dengan Ustadz Yusuf Mansur, Pimpinan Pesantren Tahfidz Alquran Daarul Quran Wisatahati Cipondoh Tangerang

Bung Hatta Pernah Menangis Melihat Kondisi Perbatasan

Bung Hatta Pernah Menangis Melihat Kondisi Perbatasan



Oleh Iskandar Zulkarnaen

Samarinda (ANTARA News) - "Hanya satu negeri yang menjadi negeriku. Ia tumbuh dari perbuatan, dan perbuatan itu adalah usahaku," kata Muhammad Hatta, pada 1928 di depan pengadilan Belanda, Den Haag.

Sang Proklamator diadili karena kegigihan perjuangannya dalam menuntut Indonesia merdeka.

Delapan puluh tahun kemudian, ucapan Bung Hatta itu dikutip berapi-api oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kenegaraan 15 Agustus 2008.

Negeri yang dikatakan Bung Hatta itu adalah Republik Indonesia, dan usaha yang dimaksudkannya adalah usaha Bangsa Indonesia.

Menyimak pidato panjang presiden, ada hal yang tampaknya belum berubah, yakni penanganan masalah perbatasan, yang masih dipandang "sebelah mata" oleh pemerintah.

Presiden Yudhoyono dalam pidato panjangnya hanya menyinggung masalah perbatasan dalam satu alenia.

"Khusus pembangunan wilayah perbatasan, kita lakukan melalui pendekatan beberapa aspek, terutama aspek demarkasi dan delimitasi garis batas Negara, disamping melalui pendekatan pembangunan kesejahteraan, politik, hukum, dan keamanan. Prinsipnya adalah, wilayah perbatasan kita harus dianggap sebagai beranda depan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan bukannya halaman belakang negara kita." Hanya itu yang disampaikan Presiden.

Kalaupun ingin mengkaitkan, maka presiden sebelumnya mengucapkan, "Dalam menegakkan kedaulatan negara, kebijakan pertahanan negara kita arahkan pada peningkatan profesionalisme dan kemampuan TNI. Kemampuan pertahanan negara, juga terus kita tingkatkan, antara lain dengan pemeliharaan kekuatan pokok minimum (minimum essential force), kesiapan alutsista, dan terselenggaranya latihan secara teratur. Pada bulan Juli lalu, telah dilaksanakan Latihan Gabungan TNI yang pertama sejak tahun 1996. Latihan gabungan ini, harus dilakukan secara berkala, agar Prajurit dan Satuan TNI tetap siaga, profesional, dan berkemampuan tinggi, untuk mempertahankan setiap jengkal wilayah kedaulatan NKRI".

Berbeda dengan unsur dan aspek lain dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti bidang ekonomi, pendidikan, sosial dan politik yang begitu mendalam dan mendetail termasuk alokasi dananya, maka pandangan pemerintah mengenai masalah wilayah perbatasan seakan-akan hanya sepotong kalimat yang melengkapi pidato panjang presiden.

Masih lekat dalam ingatan, Indonesia yang sebenarnya memiliki fakta sejarah cukup kuat, akhirnya kalah dengan Malaysia dalam pengadilan di Mahkamah Internasional Den Haag, Belanda karena dianggap mengabaikan lingkungan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan, 2003.


Tidak berubah

Pemerintah RI sepertinya lupa, bahwa setelah kalah di Mahkamah Internasional, sebenarnya Indonesia masih menghadapi masalah serius terkait kawasan perbatasan, yakni ancaman kehilangan blok Migas kaya di Ambalat dan perairan Karang Unarang, Laut Sulawesi, Utara Kaltim yang tidak jauh dari Pulau Sipadan dan Ligitan.

Melihat pidato itu, maka pandangan pemerintah tidak berubah dalam menangani kawasan perbatasan yang lebih menonjolkan pada "security approach" (pendekatan keamanan) ketimbang "prosperity approach" (pendekatan kesejahteraan), karena dalam implikasinya tidak ada yang berubah.

"Lihat saja, kawasan perbatasan kebanyakan masih tertinggal dalam terbelakang meskipun diakui sebagai beranda negara," kata pengamat wilayah perbatasan Kaltim, Prof. Sarosa Hamongpranoto, SH, M Hum.

Ia menilai bahwa pemerintah harus belajar dari pengalaman, setelah terjadi dua kasus yang "mempermalukan" bangsa Indonesia, yakni peristiwa penting masing-masing lepasnya bekas Provinsi Timor Timur pada 1999 dan menjadi negara merdeka, dan menangnya Malaysia dalam sidang MI di Den Haag pada 2003 terhadap kepemilikan Pulau Ligitan dan Sipadan.

"Jadi persoalan blok Ambalat harusnya menyadarkan kita untuk merubah orientasi dan pendekatan daerah perbatasan. Wilayah darat dan pulau-pulau luar kita menjadi kawasan tidak tersentuh (pembangunan) menyebabkan warganya miskin dan tertinggal, sehingga berbagai tindakan yang merugikan negara sangat mudah terjadi, misalnya "illegal logging", tambang tanpa izin, pencurian ikan, "traficking", penyelundupan dan TKI ilegal," kata guru besar di Fisip Universitas Mulawarman itu.

"Seandainya Bung Hatta masih hidup, mungkin ia akan menangis melihat kondisi wilayah perbatasan yang sangat tertinggal sehingga sebagian warganya seperti belum menikmati arti kemerdekaan," papar Sarosa.

Berdasarkan kajian pihak Universitas Mulawarman, sedikitnya lima desa di kawasan perbatasan Kaltim-Serawak "lenyap" karena warga eksdus ke wilayah negeri tetangga akibat kesulitan mendapatkan bahan kebutuhan pokok yang umumnya didrop menggunakan pesawat terbang perintis dari Samarinda.

"Mereka eksodus ke Malaysia bukan alasan politis namun semata-mata karena alasan perut (ekonomi)," kata Prof. Dr. Henry Patton, peneliti dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda yang sempat melakukan penelitian kehidupan masyarakat di perbatasan.


Solusi perbatasan

Kawasan perbatasan ibarat sebuah jerawat di muka seorang gadis, ia akan diperhatikan serius ketika meradang dan bengkak, namun segera terlupakan ketika sudah membaik.

"Silih berganti kepala negara, silih berganti kebijakan dan tebar janji manis mengenai pengelolaan kawasan perbatasan, khususnya saat terjadi masalah. Akan tetapi saat persoalan perbatasan mereda, segera terlupakan," kata Prof. Dr. Henry Patton.

Ketika dunia menyoroti tentang tebang liar dan penyelundupan besar-besaran di kawasan perbatasan pada masa Orde Baru, Pemerintahan Presiden Soeharto segera memuat berbagai program pembangunan kawasan perbatasan.

Melalui pengkajian panjang akhirnya lahir wacana "kawasan berikat" (Tarakan-Nunukan-Sebatik) untuk "menandingi" kemajuan pembangunan di Tawao, Sabah, Malaysia Timur.

Namun, kajian yang sudah dianggap sangat "feasible" di Bappenas itu, tidak mendapat "political will"; terbukti sampai kini tidak ada realisasinya.

Pada masa Pemerintahan Presiden BJ. Habibie, lahir ide untuk membuat Badan Otorita yang bertanggung jawab dalam membangun kawasan perbatasan yang memiliki potensi ekonomi besar itu, namun lagi-lagi hanya sampai tingkat wacana.

Saat terjadi peristiwa yang "menampar wajah" Indonesia, yakni terjadinya deportasi besar-besaran pada 2002, akibat ratusan ribu TKI di Malaysia dianggap ilegal, Pemerintahan Presiden Megawati juga berjanji segera membangun sawit skala luas untuk memberikan pekerjaan bagi para TKI. Sampai kini pun program ini tidak ada lagi kabar beritanya.

Pada kasus deportasi besar-besaran itu, terjadi "bencana kemanusiaan" yang ramai disorot media nasional dan asing karena terlantarnya ribuan TKI di Nunukan, tercatat 80 di antaranya meninggal dunia karena terkena penyakit dan kelaparan, mereka "mengungsi" karena takut akan ancaman denda dan cambuk sesuai Akta Migrasi 2002.

Malaysia memberlakukan Akta Migrasi 2002 (Akta A1154) yang disahkan 1 Agustus 2002. Dalam Akta tersebut disebutkan, tenaga kerja asing yang masuk secara ilegal akan didenda 10.000 Ringgit Malaysia atau dipenjara tidak lebih dari lima tahun, atau dikenakan sanksi kedua-duanya dan dikenakan cambuk tidak lebih dari enam kali.


Daerah tak bertuan

Berbagai masalah lain juga terjadi sebagai dampak tertinggalnya kawasan perbatasan, padahal selalu diakui oleh "Jakarta" sebagai beranda negara.

Ada yang mengistilahkan kawasan itu, bukan sebagai beranda negara, namun "daerah tak bertuan". "Lihat saja, sampai kini kasus tebang liar masih meraja-lela, penyelundupan dan pencurian ikan masih marak terjadi," ujar Sarosa Hamongpranoto.

Panjang wilayah perbatasan Kalimantan-Malaysia sekitar 1,8 ribu kilometer. Dari lintasan sepanjang itu, 1,2 ribu kilometer merupakan perbatasan Kaltim dengan Malaysia.

"Wilayah itu lebih panjang dari jalan Anyer-Penarukan --yang "hanya" 1.000 kilometer--, sehingga tidak masuk akal kalau hanya menggunakan security approach, tanpa program jelas untuk pembangunan ekonomi yang berkesinambungan," ujar Sarosa.

Dalam pidato kenegaraan SBY di depan DPD itu, katanya, tidak terlihat program yang jelas, terarah serta mendapat dukungan penuh dari APBN dalam mengembangkan pereknomian dan pembangunan kawasan perbatasan.

"Salah satu solusi yang paling masuk akal dalam mengatasi persoalan peratasan, yakni segera membentuk Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang terpisah dari Kaltim (Kalimantan Timur) untuk mengejar berbagai ketertinggal ekonomi dan pembangunan di kawasan perbatasan. Jadi pendekatanya bukan `security approach` namun `prosperity approach`," imbuh Sarosa.

Kaltara, kata dia, sangat layak segera dibentuk karena memenuhi berbagai aspek baik potensi ekonomi, kependudukan, admistrasi pemerintahan dan terpenting adalah aspek Hankamnas. "Persoalan berat di perbatasan, yakni penjarahan hutan, penambangan tanpa izin, pencurian ikan, penyelundupan, TKI ilegal sampai ancaman kehilangan teritorial jadi masalah klasik yang tidak bisa dituntaskan oleh pemerintah," katanya.

Ia memaparkan bahwa persoalan yang menimbulkan kerugian negara triliunan rupiah per tahun itu akibat ketertinggalan pembangunan (menyebabkan warganya miskin) serta berbagai keterbatasan baik peralatan pengamanan, kelemahan infrastruktur perhubungan, personil dan dukungan keuangan yang dihadapkan dengan kondisi geografis begitu luas.

Setelah Irian Jaya (Papua) dimekarkan menjadi beberapa provinsi maka Kaltim menjadi provinsi terluas atau sama dengan 1,5 kali Pulau Jawa plus Pulau Madura. "Apabila Kaltara yang sebagian wilayahnya berbatasan dengan Malaysia Timur itu dijadikan provinsi maka otomatis dibentuk sejumlah instansi, badan dan kantor provinsi, misalnya, Kejati, Korem dan Polda sehingga penanganan berbagai tindakan merugikan negara lebih fokus dan intensif," katanya.

Secara ekonomi, potensi di Kaltara tidak kalah dengan Kaltim karena terdapat tambang batu bara, migas, perhutanan/perkayuan, perkebunan, emas serta potensi perikanan dan kelautan.

Kabupaten/kota yang diajukan sebagai wilayah Kaltara itu, yakni Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kota Tarakan dan Kabupaten Tanah Tidung.

Namun ide pembentukan propinsi baru tampaknya tak akan mulus, karena pemerintah akan makin selektif untuk mengabulkannya.

Baru-baru ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengisyaratkan akan menolak pemekaran daerah yang sama sekali tidak memiliki urgensi.

"Tuntutan pemekaran daerah yang sama sekali tidak memiliki urgensi, tidak memiliki persyaratan dan tidak memberikan manfaat nyata bagi rakyat di daerah, harus kita tolak dengan tegas."

Kata Presiden, sejak 1999 hingga sekarang telah terbentuk 191 daerah otonom baru, yang terdiri atas 7 propinsi, 153 kabupaten, dan 31 kota.

Penambahan daerah baru itu dianggap terlalu pesat dan sudah waktunya dievaluasi efektivitas dan efisiensinya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mengeluhkan tambahan alokasi anggaran yang harus dipersiapkan untuk pembentukan daerah baru, dari mulai belanja pegawai, belanja barang, maupun belanja modal.

"Setiap ada daerah baru, Depkeu harus membuat kanwil baru, kantor-kantor baru, kemudian alokasi gaji karyawan. Itu baru satu departemen, belum dengan kantor departemen lainnya," kata Sri Mulyani.

Pertanyaanya, apakah pembentukan Provinsi Kalimantan Utara adalah solusi terbaik untuk memecahkan maslah kawasan perbatasan? Masalah ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah pusat dan pemerintah daerah.mr-antara

beras pulut

Mak Zarana (61 ) mendiang bambu yang diisi beras pulut (lemang) dengan bara api menjelang datang bulan Ramadhan di depan rumahnya Lambung Bukit, Padang, Sumbar, Tradisi melemang yang turun menurun sejak zaman dahulunya tersebut merupakan pertanda masuknya bulan suci Ramadhan 1429 bulan yang penuh rahmat bagi umat Islam.

Teh Hitam Peredam Penyakit Jantung, Kanker dan Diabetes

Teh Hitam Peredam Penyakit Jantung, Kanker dan Diabetes


20080829120241

Penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, darah tinggi serta kanker hati sekarang masih menjadi penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia. Belakangan, penyakit tersebut tak hanya menyerang orang lanjut usia karena faktor degeneratif tapi usia produktif yaitu 25-45 tahun.

Salah satu penyebab dari munculnya penyakit tersebut adalah adanya akumulasi radikal bebas atau oksidan. Radikal bebas dapat menghancurkan sistem jaringan dan integritas DNA dalam tubuh kita. Kondisi ini menstimulus percepatan proses penuaan, penghancuran lever dan menyebabkan penyakit papan atas lainnya seperti penyakit jantung dan kanker.

Setelah kemajuan industri, dan makin tingginya peluang terkena penyakit tersebut, orang-orang beralih ke pengobatan pencegahan, berupa minuman dari bahan natural. Salah satunya adalah mengkonsumsi minuman yang mengandung zat alami yang dapat mengurangi radikal bebas seperti teh hitam atau black tea.

Khasiat teh hitam diungkap Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr. Ali Khomsan MS dan Ahli Spesialis jantung dr. Mohammad Taufik Spj.

''Memang benar teh hitam atau black tea mempunyai manfaat seperti menurunkan risiko kanker, mencegah jantung koroner, mencegah penuaan dan juga bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah,'' papar Prof Dr Ali Khomsan MS.

Dia menjelaskan, dari berbagai referensi diketahui black tea yang selama ini dikonsumsi masyarakat, cukup banyak mengandung komponen senyawa yang baik bagi tubuh. Utamanya adalah antioksidan serta Theaflavin cukup tinggi. Senyawa itulah yang mempunyai efek dapat mengurangi risiko-risiko penyakit seperti kanker dan mencegah jantung koroner.

''Teh hitam atau black tea dibuat dari pucuk daun teh segar yang dibiarkan menjadi layu sebelum digulung, kemudian dipanaskan dan dikeringkan. Teh hitam disebut juga teh fermentasi,'' katanya.

Hal senada diungkapkan dr H.Mohammad Taufik Sp.J. Dia membenarkan black tea bermanfaat untuk mengurangi penyakit jantung koroner, kanker, diabetes dan stroke.

Sayangnya, menurut Taufik, manfaat yang terkandung dalam meminum teh hitam belum banyak diketahui oleh masyarakat. Hal itu disebabkan kurangnya sosialisasi maupun publikasi dari berbagai penelitian tentang manfaat black tea bagi kesehatan.

Beberapa waktu lalu, Pusat Jantung Nasional Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta (RSJHK) juga memaparkan hasil penelitiannya dalam talkshow dengan tema ''Efek Teh Hitam dalam Mencegah dan Mengatasi Risiko Penyakit Jantung Koroner'' yang diadakan di Aula RSJHK Jakarta.

Menurut hasil penelitian tersebut, Katekin sebagai zat yang disebut dapat melawan penyakit degeneratif ternyata berupa senyawa Theaflavin. Senyawa ini merupakan antioksidan, antikanker, antimutagenik, antidiabetes dan anti penyakit lainnya. Senyawa Theaflavin dalam teh hitam jumlahnya cukup signifikan.

Secara sederhana antioksidan dinyatakan sebagai senyawa yang mampu menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi. Berdasarkan sumbernya, anti oksidan dapat dibagi menjadi antioksidan alami dan sintetis. Theaflavin merupakan antioksidan alami yang sangat potensial.

Kemampuan Theaflavin sebagai penangkap radikal bebas sudah tidak dapat dipungkiri lagi kesahihannya. Aktivitasnya sebagai antioksidan dalam menghambat oksidasi LDL (Low Density Lippoprotein) ternyata menunjukkan hal yang menakjubkan.

Dalam seduhan teh hitam, Theaflavin memberikan warna merah kekuningan, sementara itu Thearubigin dan Theanapthoquinone masing-masing memberi warna merah kecoklatan dan kuning pekat. Untuk hal rasa, bersama-sama Kafein, Theaflavin yang ada dalam teh hitam memberikan rasa segar.

Penelitian di Belanda menyimpulkan bahwa kebiasaan minum teh hitam atau black tea dapat mencegah penimbunan kolesterol pada pembuluh darah arteri, terutama pada wanita. Minum teh hitam satu sampai dua cangkir mampu menekan penimbunan kolesterol hingga 46 %, dan jika minum empat cangkir dapat mencapai 69 %.

Hal tersebut ditunjang oleh hasil penelitian di Amerika Serikat yang menunjukkan serangan jantung berkurang 40 % pada orang-orang yang membiasakan minum teh hitam.

Teh hitam juga menunjukkan kemampuan yang meyakinkan sebagai sumber bahan pangan alami bagi para penderita diabetes terutama dalam kapasitasnya menaikkan aktifitas insulin. Penelitian yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika Serikat yang telah dipublikasikan dalam Journal Agric Food Chem 2002, menunjukkan kemampuan teh hitam meningkatkan aktifitas insulin melebihi dari teh hijau maupun teh Oolong.

Menurut Mohammad Taufik, biasanya, para ahli kesehatan akan mempublikasikan hasil penelitiannya, setelah beberapa kali melakukan penelitian. Bila hasil penelitiannya menunjukkan hasil yang sama, baru penelitian tersebut dipublikasikan. Namun bila baru satu kali penelitian, hasilnya belum akan dipublikasikan.

Berdasarkan proses pengolahannya, teh diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu teh hitam (fermentasi atau oksimatis, kependekan dari Oksidasi ensimatis), teh Oolong dan teh hijau. Konsekuensi logis dari perbedaan proses tersebut, menyebabkan lahirnya perbedaan produk teh baik secara fisik maupun kimia.

Secara kimia, perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan kandungan komposisi senyawa Polyfenol. Pada proses pengolahan teh hitam, dan teh Oolong, sebagian Katekin berubah menjadi Theaflavin, Thearubigin, dan Theanaphtoquinone. Meski tidak sepopuler nenek moyangnya (Katekin), Theaflavin sudah banyak dipelajari oleh sejumlah peneliti.mr-mediaindonesia

BERANI HIDUP, SIAP MATI

BERANI HIDUP, SIAP MATI
Author : Muhammad Muhyidin
Publisher : Mizania
“Ada dua hal yang dibenci oleh manusia. Pertama, kematian,

padahal mati lebih baik daripada hidup dalam fitnah. Kedua, kemiskinan,

padahal kemiskinan akan memudahkan perhitungan pada hari kiamat nanti.

—Rasulullah Saw.

Buku ini memperlihatkan kematian sebagai inspirasi hidup.

Dengan membaca buku ini, Anda tidak gelisah dan putusasa

dalam menjalani kehidupan.

—Habib Muhsin Al-Mawlahela, praktisi spiritual

Ada sebagian orang yang memandang kehidupan dengan pandangan pesimis. Mereka tak mampu menguasai kehidupan, terbelenggu dalam kesulitan dan kesusahan dunia. Bagi mereka, bunuh diri adalah satu-satunya jalan keluar. Begitupun ada sebagian orang yang menganggap kehidupan sebagai kesenangan yang abadi. Mereka tak pernah berani untuk meninggalkan kehidupan dunia dan menghadapi kematian. Bagi mereka, kematian adalah sesuatu yang amat menakutkan.

Buku ini ingin menjelaskan bagaimana Islam memandang tentang hidup dan kehidupan di dunia, bagaimana nilai-nilai Islam seharusnya dijadikan dasar bagi kehidupan di dunia, sehingga dengannya Anda akan bisa menjalani, menguasai, dan menikmati kehidupan.

Sebuah buku yang akan menegaskan bahwa menjadi seorang Muslim itu adalah menjadi manusia yang bukan hanya siap untuk hidup, tetapi siap pula untuk mati!

Dengan bahasa yang argumentatif, buku ini akan memandu Anda untuk

berani menghadapi kehidupan dan kematian.

—Drs. Samsul Munir, MA,

Kamis, 28 Agustus 2008

Ciptakan Kesalehan Sosial

Ciptakan Kesalehan Sosial
Jadikan Puasa sebagai Momentum untuk Pengendalian Diri

Umat Islam selalu diingatkan untuk menjadi individu yang saleh. Namun, kesalehan individu itu tidak cukup. Karena itu, ada perintah untuk mengamalkan perbuatan dalam wujud kesalehan sosial. Kesalehan sosial akan melengkapi kesalehan individual yang dalam beberapa hari ke depan akan dilatih selama bulan puasa atau Ramadhan.

Sekretaris Jenderal Departemen Agama Bahrul Hayat mengemukakan hal itu di Jakarta, Kamis (28/8), di depan jemaah pengajian di Depag. Bahrul menyampaikan hal itu sebagai pesan menjelang bulan puasa. Pemerintah akan menetapkan awal Ramadhan dalam sidang isbat, Minggu. Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah menetapkan puasa dimulai Senin mendatang.

Menurut Bahrul, kesalehan sosial dibangun juga dalam bentuk hubungan manusia dan makhluk hidup di luar manusia, termasuk alam sekitar. Artinya, hubungan keserasian itu tak hanya dibangun antarmanusia, tetapi juga semua hal yang melingkupi kehidupan manusia.

”Bagi kalangan Muslim, cukup banyak perintah tentang bagaimana memelihara lingkungan dan alam sekitar untuk kebaikan manusia itu sendiri. Salah satu kebaikan itu agar kita bisa mewariskan kepada generasi pada masa yang akan datang kehidupan yang lebih damai, dan lingkungan yang makin nyaman untuk ditinggali,” ujarnya.

Bahrul mengakui, bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta kualitas individu. Namun, di dalamnya tetap memiliki pesan sosial yang harus dikerjakan setiap Muslim.

”Di ujung Ramadhan, setiap Muslim selalu diingatkan untuk menolong saudaranya, memberikan zakat dari yang mampu kepada mereka yang membutuhkan,” ujarnya. Pemberian zakat juga merupakan wujud solidaritas sosial dan wujud rasa syukur atas segala nikmat dan rezeki.

Menurut Bahrul, tuntunan untuk berbuat baik dan kepedulian kepada orang di sekitar juga ada dalam ajaran Islam. ”Tinggal lagi, bagaimana kita menerapkan ajaran kepedulian kepada orang di sekitar kita ini menjadi kenyataan, dan bukan sekadar ajaran di atas kertas,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Dharma Wanita Depag Ita Bahrul Hayat memberikan bantuan pendidikan kepada siswa berprestasi yang ayah atau ibunya bekerja di lingkungan Depag.

Sekretaris Komisi Pengkajian dan Pengembangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan mengatakan, Ramadhan memang bisa dijadikan sebagai momentum untuk pengendalian diri.

”Dengan kemampuan pengendalian ini, segala yang merusak bisa dikendalikan sehingga kita bisa memunculkan jati diri dan integritas diri. Kalau ini bisa dipelihara, maka akan menjadi semangat sosial,” ujarnya.

Dengan integritas diri itu, menurut Amirsyah, akan menjadi modal utama untuk membangun kemandirian baik umat maupun bangsa. Itu sebabnya, Ramadhan jangan sekadar dijadikan sebagai ibadah ritual atau sekadar menunaikan kewajiban, tetapi sebagai kebutuhan.mr-kompas

Film Pilihan Akhir Pekan

Film Pilihan Akhir Pekan
Death Race & We Own The Night

Ada tiga film baru yang bisa Anda nikmati saat berakhir pekan. Ada film action Death Race, film horor The Mist, dan film mafia We Own The Night. Silakan pilih sesuai selera Anda.

Film Hollywood:

DEATH RACE: Jensen Ames dituduh membunuh istrinya saat ia pingsan di rumahnya. Akibatnya, ia harus masuk penjara. Disitulah ia ditawari mengikuti balapan maut yang harus dimenanginya. Jika ia mampu keluar sebagai pemenang pertama, maka dia dijanjikan akan dibebaskan dari penjara oleh kepala penjara, Hennesey.

WE OWN THE NIGHT: Bobby Green memilih bergelut dalam bisnis hiburan malam daripada bergabung dengan adik dan ayahnya yang bekerja di kepolisian. Namun, Bobby harus turun tangan ketika mafia Rusia yang merupakan salah satu pelanggan di klub malamnya menjadi incaran polisi. Bobby harus memilih di pihak mana? Keluarganya atau bisnis malamnya?

THE MIST: David Drayton terjebak di sebuah supermarket di kotanya ketika kota itu diserang mahluk aneh yang disertai kabut tebal. Ia bersama anak dan penduduk kota harus bekerja sama menghalau para makhluk jahat yang diperkirakan muncul akibat eksprerimen Pemerintah Amerika.

STAR WARS: THE CLONE WARS: Anakin Skywalker, Obi-Wan Kenobi, dan Padme Amidala bersama-sama berjuang melawan kezaliman Palpatine, Count Dooku, dan Jenderal Grievous yang ingin menguasai galaksi.

SUPERHERO MOVIE: kumpulan dari film-film superhero, tapi dipelesetkan menjadi film Superhero Movie. Mengisahkan tentang seorang pria bernama Rick Riker yang digigit capung dan mendapatkan kekuatan super. Namun, ia harus melawan penjahat bernama Lou Landers alias The Hourglass.

WALL E: mengisahkan tentang robot yang diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia. Hingga suatu hari ia tersadar mengapa dirinya diciptakan untuk melakukan pekerjaan itu. Pada saat itu pula ia mulai mengenal sebuah robot wanita dan jatuh cinta.

MIRRORS: Kiefer Sutherland berperan sebagai polisi sekaligus kepala keluarga. Kini dia melindungi dan menyelamatkan keluarganya dari hantu yang sering muncul dan menyerang dari kaca.

STEP UP 2 THE STREETS: Menceritakan tentang seorang gadis bernama Andie, bersama gang dansanya, selalu membuat onar di tempat-tempat umum. Hingga suatu hari bibinya berniat mengirim dia ke Texas. Untungnya Andie diberi kesempatan untuk masuk sekolah seni, Maryland School of the Arts. Awalnya, Andie enggan masuk ke sekolah elite itu sampai ia bertemu dengan cowok ganteng yang jago dansa, Chase. Dari situlah mereka mengumpulkan teman-teman mereka yang jago dansa untuk berkompetisi dengan gang lama Andie, The Steets.

Film Asia:

SHAOLIN GIRL: Seorang gadis bernama Rin dipercaya memimpin perguruan yang dulu milik kakeknya. Ia pun melakukan perjalanan selama 3.000 hari ke China untuk menambah pengetahuan ilmu kungfunya.

Film Indonesia:

HANTU ABORSI: sepasang suami istri, Devi dan Handy, mulai curiga akan tingkah laku anak mereka yang masih berusia 7 tahun bernama Caca. Mereka sering mendapati Caca tengah berbicara sendiri di kamarnya. Mungkinkah itu teman khayalannya? Ataukan ada hantu di kamar itu?

ASOY GEBOY: kisah rumit ketiga pria: Asep (Rizky Mocil), Hilman (Argo AA Jimmy), dan Didi (Raffi Ahmad). Mereka mulai mendapat masalah ketika berhubungan dengan tiga wanita cantik tetangga mereka bernama Salma (Uli Auliani), Lolyta (Indah Kalalo), dan Memey (Alia Rosa).

Bagaimana? Sudah menentukan film yang akan ditonton weekend ini? Jangan lupa bawa teman, keluarga, atau pasangan Anda saat menonton di bioskop. Semoga film pilihan Anda dapat menghibur akhir pekan Anda.

Rabu, 27 Agustus 2008

MUTIARA HADIS QUDSI

MUTIARA HADIS QUDSI
Author : Ahmad ‘Abduh ‘Iwadh
Publisher : Mizania

“Sebuah karya yang dapat mengantarkan pembacanya

meraih secercah cahaya Ilahi dengan ibadah yang lebih khusyuk.”

—Ahmad Rofi’ Usmani,

Penulis BestsellerRumah Cinta Rasulullah

***

"Apabila Aku mencintai hamba-Ku, Aku akan menjadi pendengarannya

yang dia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang dia gunakan

untuk melihat, menjadi tangannya yang dia gunakan untuk menggenggam, dan menjadi kakinya yang dia gunakan untuk melangkah. Dan Aku tidak pernah ragu melakukan sesuatu selain daripada mencabut nyawa seorang mukmin yang enggan mati.

Sungguh Aku tidak rela untuk menyakitinya."

Inilah satu di antara puluhan hadis qudsi yang akan membimbing pembaca menuju jalan Tuhan. Melalui hadis-hadis qudsi ini, Anda, insya Allah akan menemukan pencerahan-pencerahan ruhani

Tema-tema penting dalam buku ini antara lain:

§ Keutamaan bersabar dalam menghadapi musibah

§ Karakteristik hamba-hamba Allah yang saleh

§ Kemuliaan dakwah amar ma'ruf nahi mungkar

§ Keluhuran sikap syukur dan ridha terhadap ketentuan Allah

§ Keistimewaan beribadah kepada Allah

§ Keluasan rahmat dan ampunan Allah

Perbedaan Hadis Qudsi dan Al-Quran

§ Redaksi dan makna Al-Quran berasal dari Allah, sedangkan redaksi hadis qudsi berasal dari Rasulullah Saw.

§ Al-Quran bersifat mutawatir (sahih), sedangkan hadis qudsi bisa saja bersifat sahih, dhaif, atau palsu.

§ Membaca Al-Quran memiliki nilai ibadah yang khusus; satu huruf sebanding satu kebaikan, dan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh.

Mutiara Ihyâ’ ‘Ulûmuddîn

Mutiara Ihyâ’ ‘Ulûmuddîn
Author : Al-Ghazali
Publisher : Mizan

Our Price : Rp. 75.600,00
Kitab Ihyâ'‘Ulûmuddîn merupakan kitab yang paling populer di antara kitab-kitab klasik-tradisional yang ada. Bahkan, hingga sekarang, kitab ini tetap menjadi rujukan utama bagi para penempuh jalan sufi.

Tuntutan zaman modern yang serba-ringkas dan cepat tampaknya telah diantisipasi oleh Imam Al-Ghazali. Buku MutiaraIhyâ’ ‘Ulûmuddîn ini merupakan ringkasan dari kitab Ihyâ’ ‘Ulûmuddîn yang berjilid-jilid tersebut. Kendati sudah banyak ringkasan yang telah dibuat, Mutiara Ihyâ’ ‘Ulûmuddîn memiliki keistimewaan karena ringkasannya dilakukan sendiri oleh Imam Al-Ghazali, dengan menjaga intisari dan tujuan buku tersebut. Sebagaimana disebutkan Imam Al-Ghazali dalam kata pengantarnya, “Saya telah meringkas buku ini disebabkan sulitnya membawa buku Ihyâ’ dalam perjalanan.” Walhasil, dengan membaca Mutiara Ihyâ’ ‘Ulûmuddîn ini, diharapkan pembaca dapat memahami dan memeras intisari dan hikmah kitab Ihyâ’ ‘Ulûmuddîn yang monumental itu.

Bohong


Bohong

Pekan-pekan ini, kita disuguhi berita-berita tentang penyelewengan perilaku para pejabat publik. Sangat banyak. Sampai-sampai kita mual karena setiap hari kasus korupsi menjadi berita utama yang harus kita santap.

Sebagian kasus sudah masuk ke arena persidangan. Lucunya, para pejabat itu berbantah-bantahan di pengadilan, menyatakan diri paling benar dalam memberikan kesaksian. Kita, misalnya, tak habis pikir dengan dua versi keterangan tentang kasus aliran dana Bank Indonesia ke DPR. Saksi dan terdakwa menyatakan bahwa Ketua BPK, Anwar Nasution, memerintahkan pemusnahan dokumen. Ketua BPK membantah keras di persidangan. Bahkan, dalam wawancara di televisi, ia menyebut saksi dan terdakwa itu dengan nama binatang.

Tentu, ada yang berbohong di antara mereka. Padahal, kedua belah pihak memberikan keterangan di bawah sumpah. Kalau berbohong di persidangan, mereka bisa mendapatkan ganjaran penjara hingga tujuh tahun. Cuma ancaman? Bisa jadi. Karena, hakim tak berusaha mencari kebenaran di antara kedua kubu kesaksian itu.

Peristiwa saling berbantahan terjadi pula dalam persidangan terdakwa mantan gubernur BI, Burhanuddin Abdullah. Saksi Anthony Z Abidin mengaku membagikan dana BI atas perintah saksi lainnya, Hamka Yandhu. Hamka sebaliknya mengatakan perintah datang dari Anthony. Sampai akhir sidang di hari itu, tak terungkap siapa yang berbohong. Padahal, keduanya juga bersaksi di bawah sumpah.

Berbohong adalah akar dari berbagai kebejatan di negeri ini. Sekali orang berbohong, maka ia akan menumpuk kebohongan-kebohongan lain untuk mempertahankan kebohongan pertama. Sayangnya, dalam proses hukum di negeri ini, termasuk dalam kasus-kasus korupsi, amat jarang kebohongan di persidangan yang benar-benar mendapatkan ganjaran.

Situasi inilah yang juga memupuk keberanian Artalyta dan Urip Tri Gunawan untuk menyusun skenario keterangan di depan persidangan. Artalyta tak segan-segan mencabut berita acara pemeriksaan (BAP) dan menyuruh Urip untuk memberikan keterangan sesuai skenario yang ia buat. Persidangan menjadi lucu karena dalih pemberian uang kepada Urip bisa berubah-ubah, antara lain, dari jual beli permata menjadi usaha perbengkelan. Pencabutan BAP pula yang terjadi saat mantan deputi gubernur BI, Aulia Pohan, bersaksi tentang peranan Paskah Suzetta dalam kasus aliran dana BI.

Tanpa sanksi tegas kepada para pelakunya, kebohongan akan tetap subur di pengadilan. Sementara itu, kita terus berhadapan dengan kasus-kasus hukum yang penuh perbantahan. Pengakuan Agus Condro soal aliran dana terkait pemilihan deputi gubernur BI, misalnya, akan buntu kalau masalah kebohongan tidak dituntaskan.

Kebohongan bisa muncul dengan alasan adanya kepentingan lebih besar yang harus dilindungi. Kepentingan politik, salah satu di antaranya. Tapi, jika situasi ini dibiarkan, kita takkan pernah dapat membersihkan negara ini dari para penjahat--termasuk koruptor. Dan, situasi ini akan mengokohkan pendapat bahwa politik dan kejujuran adalah oksimoron, dua hal yang berlawanan.mr-tajukrepublika

Tanda Cinta

Tanda Cinta

Oleh: Ali Rif'an

''Tanda cinta Allah adalah menyukai dzikrullah (dzikir kepada Allah). Dan tanda benci Allah adalah membenci dzikrullah azza wajalla." (HR Baihaqi).

Cinta merupakan suatu fitrah emosional yang dianugerahkan Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya. Cinta akan selalu hadir dalam tarikan napas manusia. Cinta pula yang kadang menjadikan orang bahagia atau sengsara.

Berbicara serba-serbi cinta, tentu tidak akan ada habisnya. Bahkan, para sastrawan pun kesulitan mengungkap definisi cinta, karena ia begitu relatif dan multimakna, tergantung siapa yang mendefinisikannya.

Islam sangat menganjurkan kepada manusia agar mencintai sesama, asalkan cinta tersebut dalam koridor agama dan tidak melebihi cinta kepada Allah SWT.

Ketika seseorang sudah jatuh cinta, ia akan selalu mengingat dan memikirkan yang dicintainya itu. Maka, jatuh cinta kepada Allah adalah suatu keniscayaan yang tak dapat dielakkan bagi diri setiap Muslim. Dengan cinta kepada Allah, tentu kita akan selalu mengingatnya, yang dalam Islam disebut dengan dzikrullah. Karena, dzikir merupakan manifestasi cinta seorang hamba kepada Sang Khalik.

Dzikir adalah ibadah yang paling dicintai Allah. Dzikir merupakan amalan yang paling bersih di sisi-Nya dan sangat tinggi tingkatannya. Lebih dari itu, berdzikir juga lebih baik dan afdhol daripada mendermakan emas, perak, ataupun berlian, serta berperang melawan musuh-musuh Islam. (HR Ahmad).

Ketika Rasulallah ditanya oleh sahabatnya, ''Ibadah manakah yang paling utama di sisi Allah ketika hari kiamat?'' Rasulullah menjawab, ''Orang-orang yang banyak berdzikir.'' (HR Tirmidzi).

Hal ini juga diungkap dalam firman Allah SWT, ''Hai orang-orang yang beriman berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.'' (QS Al-Achzab [33]: 41).

Dzikir dan cinta adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Seseorang yang mencintai Allah, ia akan selalu berdzikir kepada-Nya. Begitu sebaliknya, orang yang selalu berdzikir kepada Allah, berarti ia sangat mencintai-Nya.

Sejatinya, dzikir tidak harus dengan lisan. Dzikir bisa dengan hati, bahkan dengan tindakan. Dengan berdzikir, manusia akan selalu mengingat Allah, dengan mengingat Allah manusia akan menjadi semakin cinta kepada-Nya, dan dengan mencintai Allah, manusia akan selalu menaati segala perintah dan larangan-Nya.mr-hikmahrepublika

Kepompong Ramadhan

Kepompong Ramadhan

Oleh: Untung Kasirini

Dalam terminologi fikih, puasa adalah aktivitas ibadah dengan menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya (seperti makan, minum, dan berhubungan suami istri), dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Di dalam surat Albaqarah ayat 187 Allah SWT berfirman, ''Makan dan minumlah kalian hingga terang bagimu antara benang putih dari benang hitam, yaitu saat fajar.''

Setelah melalui puasa Ramadhan, individu Muslim diharapkan meraih kesempurnaan diri yang dikenal dengan istilah 'takwa'. Di dalam surat yang sama ayat 183 dikatakan, ''Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana (telah) diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.''

Perihal ketakwaan, dalam banyak ayat Alquran disebutkan, ''Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah (adalah) yang paling baik takwanya.''
Mengapa dengan puasa seseorang bisa berevolusi menuju kesempurnaan diri? Jawabannya ada pada makna dan manfaat yang terkandung dalam ibadah puasa itu sendiri. Pertama, manfaat fisik. Selama proses puasa, di dalam tubuh hanya terdapat sedikit zat makanan dalam proses pencernaan. Hal tersebut kemudian 'memaksa' tubuh melakukan pembakaran lemak dan zat-zat yang berbahaya (toksin). Banyak ahli kesehatan yang menganjurkan puasa atau yang mirip dengannya seperti diet sebagai terapi bagi pasien dalam menjaga kesehatan.

Kedua, puasa sebagai pendidikan mental. Dengan puasa, seseorang dididik untuk bersabar dan melatih kedisiplinan. Untuk kembali makan dan minum (berbuka), kita harus bersabar hingga waktu Maghrib tiba. Puasa juga menuntut kita berdisiplin dalam berbagai hal seperti waktu sahur, berbuka, shalat tarawih, dan tilawah Alquran.

Ketiga, manfaat moral-spiritual. Puasa membangun ketakwaan dan keikhlasan. Dengan ketakwaan, manusia akan memperoleh kasih sayang, ampunan, diberi kemudahan menghadapi masalah kehidupan, dijauhkan dari api neraka, dan mendapat kebahagiaan abadi, surga. Puasa juga melatih kita berempati terhadap sesama dengan menahan rasa lapar seperti yang dialami jutaan manusia yang hidup dalam kemiskinan dan kelaparan.

Dalam kehidupan, puasa ibarat evolusi biologis makhluk hidup menuju bentuk sempurna yang disebut dengan metamorfosis. Dari seekor ulat yang bagi kebanyakan orang dianggap menjijikkan, berubah secara bertahap ke dalam wujud kepompong. Akhirnya, lahirlah kupu-kupu, serangga rupawan yang dicintai banyak orang. Maka, tidak salah kiranya jika menyebut orang yang berpuasa dengan metafor ''kepompong Ramadhan.''mr-hikmahrepublika

Ramadhan


Ramadhan adalah bulan penuh berkah, penuh berkah dari semua sisi kebaikan. Oleh karena itu, umat Islam harus mengambil keberkahan Ramadhan dari semua aktifitas positif dan dapat memajukan Islam dan umat Islam. Termasuk dari sisi ekonomi, sosial, budaya dan pemberdayaan umat. Namun demikian semua aktifitas yang positif itu tidak sampai mengganggu kekhusu'an ibadah ramadhan terutama di 10 terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah shalallahu `alaihi wa sallam menjadikan bulan puasa sebagai bulan penuh amaliyah dan aktivitas positif. Selain yang telah tergambar seperti tersebut di muka, beliau juga aktif melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan. Rasulullah saw. menikahkan putrinya (Fathimah) dengan Ali RA, menikahi Hafsah dan Zainab.

Persiapan Mental
Persiapan mental untuk puasa dan ibadah terkait lainnya sangat penting. Apalagi pada saat menjelang hari-hari terakhir, karena tarikan keluarga yang ingin belanja mempersiapkan hari raya, pulang kampung dll, sangat mempengaruhi umat Islam dalam menunaikan kekhusu'an ibadah Ramadhan. Dan kesuksesan ibadah Ramadhan seorang muslim dilihat dari akhirnya. Jika akhir Ramadhan diisi dengan i'tikaf dan taqarrub yang lainnya, maka insya Allah dia termasuk yang sukses dalam melaksanakan ibadah Ramadhan.

Persiapan ruhiyah (spiritual)
Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur'an saum sunnah, dzikir, do'a dll. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah shalallahu `alaihi wa sallam mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya'ban, sebagaimana yang diriwayatkan `Aisyah ra. berkata:" Saya tidak melihat Rasulullah shalallahu `alaihi wa sallam menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya'ban" (HR Muslim).

Persiapan fikriyah
Persiapan fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa tidak menghasilan kecuali lapar dan dahaga. Hal ini dilakukan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang beramal tanpa ilmu, maka tidak menghasilkan kecuali kesia-siaan belaka.

Persiapan Fisik dan Materi
Seorang muslim tidak akan mampu atau berbuat maksimal dalam berpuasa jika fisiknya sakit. Oleh karena itu mereka dituntut untuk menjaga kesehatan fisik, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan. Rasulullah mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa tetap memperhatikan kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa di bawah ini :
• Menyikat gigi dengan siwak (HR. Bukhori dan Abu Daud).
• Berobat seperti dengan berbekam (Al-Hijamah) seperti yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim.
• Memperhatikan penampilan, seperti pernah diwasiatkan Rasulullah shalallahu `alaihi wa sallam kepada sahabat Abdullah ibnu Mas'ud ra, agar memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak dengan wajah yang cemberut. (HR. Al-Haitsami) .

Sarana penunjang yang lain yang harus disiapkan adalah materi yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan. Idealnya seorang muslim telah menabung selama 11 bulan sebagai bekal ibadah Ramadhan. Sehingga ketika datang Ramadhan, dia dapat beribadah secara khusu' dan tidak berlebihan atau ngoyo dalam mencari harta atau kegiatan lain yang mengganggu kekhusu'an ibadah Ramadhan.

Merencanakan Peningkatan Prestasi Ibadah (Syahrul Ibadah)
Ibadah Ramadhan dari tahun ke tahun harus meningkat. Tahun depan harus lebih baik dari tahun ini, dan tahun ini harus lebih baik dari tahun lalu. Ibadah Ramadhan yang kita lakukan harus dapat merubah dan memberikan output yang positif. Perubahan pribadi, perubahan keluarga, perubahan masyarakat dan perubahan sebuah bangsa. Allah SWT berfirman : « Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri » (QS AR- Ra'du 11). Diantara bentuk-bentuk peningkatan amal Ibadah seorang muslim di bulan Ramadhan, misalnya; peningkatan, ibadah puasa, peningkatan dalam tilawah Al-Qur'an, hafalan, pemahaman dan pengamalan. Peningkatan dalam aktifitas sosial, seperti: infak, memberi makan kepada tetangga dan fakir-miskin, santunan terhadap anak yatim, beasiswa terhadap siswa yang membutuhkan dan meringankan beban umat Islam. Juga merencanakan untuk mengurangi pola hidup konsumtif dan memantapkan tekad untuk tidak membelanjakan hartanya, kecuali kepada pedagang dan produksi negeri kaum muslimin, kecuali dalam keadaan yang sulit (haraj).

Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrut Taubah (Bulan Taubat)
Bulan Ramadhan adalah bulan dimana syetan dibelenggu, hawa nafsu dikendalikan dengan puasa, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka. Sehingga bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat kondusif untuk bertaubat dan memulai hidup baru dengan langkah baru yang lebih Islami. Taubat berarti meninggalkan kemaksiatan, dosa dan kesalahan serta kembali kepada kebenaran. Atau kembalinya hamba kepada Allah SWT, meninggalkan jalan orang yang dimurkai dan jalan orang yang sesat.

Taubat bukan hanya terkait dengan meninggalkan kemaksiatan, tetapi juga terkait dengan pelaksanaan perintah Allah. Orang yang bertaubat masuk kelompok yang beruntung. Allah SWT. berfirman: "Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung" (QS An-Nuur 31).

Oleh karena itu, di bulan bulan Ramadhan orang-orang beriman harus memperbanyak istighfar dan taubah kepada Allah SWT. Mengakui kesalahan dan meminta ma'af kepada sesama manusia yang dizhaliminya serta mengembalikan hak-hak mereka. Taubah dan istighfar menjadi syarat utama untuk mendapat maghfiroh (ampunan), rahmat dan karunia Allah SWT. "Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS Hud 52)

Menjadikan bulan Ramadhan sebagai Syahrut Tarbiyah, Da'wah
Bulan Ramadhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para da'i dan ulama untuk melakukan da'wah dan tarbiyah. Terus melakukan gerakan reformasi (harakatul ishlah). Membuka pintu-pintu hidayah dan menebar kasih sayang bagi sesama. Meningkatkan kepekaan untuk menolak kezhaliman dan kemaksiatan. Menyebarkan syiar Islam dan meramaikan masjid dengan aktifitas ta'lim, kajian kitab, diskusi, ceramah dll, sampai terwujud perubahan-perubahan yang esensial dan positif dalam berbagai bidang kehidupan. Ramadhan bukan bulan istirahat yang menyebabkan mesin-mesin kebaikan berhenti bekerja, tetapi momentum tahunan terbesar untuk segala jenis kebaikan, sehingga kebaikan itulah yang dominan atas keburukan. Dan dominasi kebaikan bukan hanya dibulan Ramadhan, tetapi juga diluar Ramadhan.

Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrul Muhasabah (Bulan Evaluasi)
Dan terakhir, semua ibadah Ramadhan yang telah dilakukan tidak boleh lepas dari muhasabah atau evaluasi. Muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah kita perbuat dengan senantiasa menajamkan mata hati (bashirah), sehingga kita tidak menjadi orang/kelompok yang selalu mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain tanpa mau bergeser dari perbuatan kita sendiri yang mungkin jelas kesalahannya. Semoga Allah SWT senantiasa menerima shiyam kita dan amal shaleh lainnya dan mudah-mudahan tarhib ini dapat membangkitkan semangat beribadah kita sekalian sehingga membuka peluang bagi terwujudnya Indonesia yang lebih baik, lebih aman, lebih adil dan lebih sejahtera. Dan itu baru akan terwujud jika bangsa ini yang mayoritasnya adalah umat Islam kembali kepada Syariat Allah. mr- Hudzaifah.Org

RAMADHAN DAH DEKAT


RAMADHAN DAH DEKAT
Kehangatan mentari telah menyelimuti dan mebelai mesra bumi pertiwi.....
Hari ini ramadahan sudah seperuh perjalanan .....
Ramadhan telah berkemas dan bersiap menenteng Magfirahnya ......
Dia akan menghampiri kita semua .....
Belum lelah raga ini tuk melakukan sujud untuk Mu .......
Tiada kelelahan hati ini mengucapkan pujian kepada Mu ,... ya Rabbi....
Sedemikian beku kah hati ini .......
Entah kenapa Hati ini tidak terasa gembira saat Ramadhan tlah mau menghampiri ...
Sudah berapa banyak ramadhan yang kulalaui .....
Tapi tiada bekas kerinduan dihati akan kehadirannya .....
Tiada kurasa kerinduan akan Ramadhan yang begitu menyayat hati .....
Bagaikan saat sang Rama kehilangan Sinta .....
Kemanakah nurani yang menghiasi relung hati .....
Puasa memang telah kujalani .......
Rasa dahaga dan lapar memang tidak mengganggu diri ini ......
Apakah dengan menahan raga ini akan mengembalikan Nafs dan nurani .....
Kenapa detak nadi dan detak Jantung ini tidak bisa seirama tuk berucap asma Illahi ...
Disaat ramdahan syaitan akan Kau ikat dengan kuat ,....
Ma’afkan aku ya Rabb ,.... diri yang tak bisa mengikat nafsu laknat .....
Ma'afkan hambamu ini jika dibulan yang penuh berkah ini hamba belum bisa mengambil manfaat.....
Ma’afkan juga atas kedunguan rasio dan kebekuan hati yang berkarat .....

Astagfirullah robbal barooyaa ,..... Astagfirullah minal khotooyaa ...
Ya Rabb ,… yang Rahman dan Rahiim,…. Pada - Mu aku meminta
Semoga di waktu tersisa ,… hamba bisa mendapat barokahMu …..
Hingga hamba bisa lebih tulus dalam sujud untuk Mu ….
Tiada kelu di lidahku tuk menyebut keagungan Mu ….
Semoga kerinduan ku akan Ramadhan seperti kerinduan bumi akan air hujan di kemarau ,.....
Kerinduan yang bisa menampung semua cucuran kasih dan Rahmat mu.....
Kerinduan yang bisa mencuci legamnya hati ini ....
Kerinduan ramadhan yang bisa menacairkan hati yang membeku oleh nafsu ....

Tanggal 1 bulan September tahun dua ribu delapan
Saya nda tahu ini kebetulan atau pemimpin kita salah hitungan
Atau saudara kita yang lainnya yang pinternya sudah melebihi aulia
Yang lebih gila banyak Ulama yang seharusnya jadi panutan lebih mengejar dunia…
Tak takutkah mereka itu dengan siksa neraka …..
Puaskah mereka melihat saudara kita yang lainnya kebingungan untuk ikut siapa…
Akankah hari ini puasa atau esoknya….?
Apakah puasa lebih rendah dari ibadah lainnya …..
Sehingga dengan tiada titik temu dalam penentuan awalnya puasa ....
Atau karena ketidak pedulian kita sehingga hal ini selalu ada......
Ya Rabbi ,.... ya Alloh ..... ma’afkan atas kedunguan hamba ...
Yang terlalu dangkal dalam menafsirkan kalam-Mu dan wasiat Rasul – Mu..
Tiada maksud hamba meninggalkan perintah-Mu ...
Ya Alloh ya Rabbi Izzati …….
Siapakah yang akan membantuku mengembalikan nafsuku dari kesesatan yang membelengguku ....
Sebagaimana kuda liar dikendalikan dengan tali kekang
Masih ku ingat nasehatmu,.. . ya kekasih Alloh yang selalu diberkati ...
Nafsu bagai bayi, bila di biarkan akan tetap menyusu.
Bila di sapih ia akan berhenti menyusu ...
Kumohon ampunan – Mu ,….. Allah karena hanya bisa bicara ....
Sungguh aku malu, karena hanya mengeluh tetapi ibadah tak pernah bisa sempurna
Akankah itu seperti meminta keturunan bagi orang mandul...?
Ma’afkan aku yang tak pernah berbekal untuk matiku dengan ibadah sunnah.
Tiada aku jalankan ibadah kecuali hanya yang wajib saja
Semoga di Ramadhan ini aku bisa belajar ibadah dan puasa
Sehingga kudapatkan rahmah dan barokah - Mu yang melimpah .
Ya Alloh ya maha Rahman dan Rahiim ........
Semoga aku bisa membangkitkan dan mengabadikan cintaku pada-Mu
Tidak menjadikan diri-Mu kekasih yang selalu tersembunyi cintanya
Seperti diri-Mu yang tak pernah melepas Rahmat dan kasih sayang-Mu padaku..
Semoga kurasa kenikmatan bersama-MU diantara air mata yang mengucur dan hati yang bergelora.
Aku tak mau di peringatkan uban dan kerentaan.
Aku memohon padamu semoga hawa nafsuku yang bebal tersadarkan.
Ya Rabb ,… yang Rahman dan Rahiim,…. Pada - Mu aku meminta
Semoga di Ramadhan ini hamba bisa mendapat barokah-Mu …..
Hingga hamba bisa lebih tulus dalam sujud untuk Mu ….
Tiada kelu di lidahku tuk menyebut keagungan Mu ….
Robbi Zidhnii 'ilman naafi'aa
Wa waafiqlii 'amalan magbuullaan
Wa waahablii rizqon waasi'aa
Watub 'alaiya taubatan nasuuhaa
Watub 'alaiya taubatan nasuuhaa
Astagfirullah robbal barooyaa ,..... Astagfirullah minal khotooyaa ...
Assalaum alaikum ,.... Ya Alaikum salam .....
Wa’idayah shodaqol amin ,.... ya Ridhonullohi Sholihiin .....
Semoga magfirah-Mu bisa digapai oleh diriku, ...
Lapangkanlah Nafs , Qolbu dan rasioku ......
Untuk bisa menampung barokah Mu yang tercurah untuk mahluk Mu....
mr-By ; Bambang

Marhaban ya Ramadhan,



andai kami tahu ini Ramadhan terakhir..

tentu kami akan melaksanakan sholat di awal waktu
sholat
yang dikerjakan.. .sungguh khusyuk lagi tawadhu'
tubuh dan qalbu...bersatu memperhamba diri
menghadap Rabbul Jalil... menangisi kecurangan janji
"innasolati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil 'alamin"
[sesungguhnya solatku, ibadahku, hidupku, dan matiku...

andai kami tahu ini Ramadhan terakhir..

tidak akan kami sia siakan walau sesaat yang berlalu
setiap masa tak akan dibiarkan begitu saja
di setiap kesempatan juga masa yang terluang
alunan Al-Quran bakal kami dendang...bakal kami syairkan

andai kami tahu ini Ramadhan terakhir..

tentu malam kami sibukkan dengan
bertarawih.. .berqiamullail. ..bertahajjud. ..
mengadu...merintih. ..meminta belas kasih
"sesungguhnya aku tidak layak untuk ke syurga-MU
tapi...aku juga tidak sanggup untuk ke neraka-MU"

andai kami tahu ini Ramadhan terakhir..

tentu kita tak akan melupakan mereka yang tersayang
mari kita meriahkan Ramadhan
kami buru...kami cari..suatu malam idaman
yang lebih baik dari seribu bulan

andai kami tahu ini Ramadhan terakhir..

tentu kami bakal menyediakan batin dan zahir
mempersiap diri...rohani dan jasmani
menanti-nanti jemputan Izrail
di kiri dan kanan ...lorong-lorong ridha Ar-Rahman

Duhai Ilahi....
andai ini Ramadhan terakhir buat kami
jadikanlah Ramadhan ini paling berarti...paling berseri...
menerangi kegelapan hati kami
menyeru ke jalan menuju ridho serta kasih sayangMu Ya Ilahi
semoga bakal mewarnai kehidupan kami di sana nanti

Namun teman...
tak akan ada manusia yang bakal mengetahui
apakah Ramadhan ini merupakan yang terakhir kali bagi diri kita
yang mampu bagi seorang hamba itu hanyalah
berusaha...bersedia ...meminta belas-NYA


Marhaban ya Ramadhan,

Bulan dimana nafas kita menjadi tasbih, tidur kita menjadi ibadah, amal kita diterima dan do'a kita di ijabah,

Sungguh cantik kain plekat, dipakai orang pergi ke pekan.
Puasa Ramadhan semakin dekat,
khilaf dan salah mohon dimaafkan

Berharap padi dalam lesung, yang ada cuma rumpun jerami,
harapan hati bertatap langsung, cuma terlayang e-mail ini.

Sebelum cahaya surga padam, Sebelum hidup berakhir,
Sebelum pintu tobat tertutup, Sebelum Ramadhan datang,

dan untuk menambah ke-khusyu-an ibadah ini tidak lupa saya ingin melayangkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika sempat membuat kesalahan yang disengaja ataupun yang tidak disengaja. Semoga kita semua selalu berada dalam Rahmat-Nya dan hubungan silaturahmi yang ada selama ini dapat terjaga agar supaya menjadi lebih baik dan harmonis lagi dimasa masa mendatang diantara kita semua.

Saya pribadi mohon maaf lahir dan bathin....

Taqqobalahu Minna Waminkum, Taqoballahu Ya Karim,

MARHABAN YAA RAMADHAN

Wassalam