Kamis, 14 Agustus 2008

Kecil-kecil Kok Stres?

Kecil-kecil Kok Stres?


20080814140941

Perasaan tertekan atau stres seringkali menghinggapi orang dewasa. Ternyata di balik keluguan dan dunia bermainnya, anak-anak juga bisa mengalami stres.

Disadari atau tidak, setiap anak mengalami stres. Yang dimaksud dengan stres ialah respon alami untuk bereaksi terhadap ancaman yang nyata maupun tidak nyata.

Penulis dari buku Stress and Your Child: Helping Kids Cope With the Straings and Pressure of Life, Bettie B. Youngs mengatakan, anak-anak dapat menghadapi dua tipe stres.

Tipe pertama adalah stres normatif yang timbul dari perkembangan anak pada usia. Seperti stres ketika belajar berjalan, berbicara, menggunakan toilet atau mencoba berteman.

“Namun, perasaan stres yagn dihadapi anak merupakan sesuatu yang produktif untuk membantu perkembangan anak, serta membantunya lebih mandiri,” ujar Bettie.

Sedangkan, stres tipe yang kedua adalah yang berhubungan dengan perubahan pada kehidupan anak. Keadaan tersebut biasanya membingungkan dan membuat anak sedih.

Kejadian yang dapat memicu stres itu, seperti perceraian orangtua, pindah rumah, kematian, persaingan antar teman atau kegiatan sekolah yang berlebihan.

Menurut intensitas stres pada anak, dikategorikan menjadi dua. Pertama, anak yang memiliki ambang stres rendah dan anak yang tidak mudah terkena stres. Umumnya anak yang ambang stresnya rendah sangat mudah tertekan atau stres. Misalnya, anak akan menangis ketika berhadapan dengan orang lain atau tidak dibelikan mainan.

Orangtua perlu memperkenalkan anak terhadap berbagai emosi termasuk stres. Kemudian, ajarkan juga anak untuk mengatasi keadaan tersebut. Layaknya orang dewasa yang mengalami stres, anak-anak juga mengalami gejala-gejala stres.

Gejala yang dapat diamati oleh orangtua ketika anak mengalami stres yaitu ketika anak lebih mudah tersinggung.

Selain itu, gelaja yang anak sering tunjukkan ketika stres ialah kerap kali merasa tidak nyaman. Anak tidak suka ditanyai atau merasa terganggu jika didekati. Orangtua juga harus mewaspadai ketika anak mulai keras kepala dan melawan.

Salah satu gejala stres pada anak yang paling mudah diketahui ialah stres juga mempengaruhi kondisi fisik anak. Misalnya, anak sering mengeluh sakit perut, mual-mual atau sakit kepala.

Tips Menghindari Stres Negatif pada Anak:

  • Jadilah contoh bagi anak mengenai bagaimana cara kendalikan stres. Anak merupakan cermin orangtua. Orangtua perlu bersikap tenang dan bijak ketika mengalami stres.
  • Libatkan anak dalam mencari solusi untuk masalah sederhana. Misalnya ketika anak mengalami masalah dengan teman sebangkunya di sekolah. Coba diskusikan bersama jalan penyelesaiannya dengan memberikannya beberapa pilihan.
  • Tunjukkan minat pada usaha yang dilakukan anak, bukan hasilnya. Bantu anak untuk bisa rileks. Misalnya ketika anak akan menghadapi ujian atau naik ke atas panggung di kelas teater.
  • Temani anak dengan pendekatan atau pendampingan intensif. Berikan dukungan dengan menciptakan situasi yang kondusif untuk si kecil.mr-keluargarepublika

Tidak ada komentar: