Selasa, 12 Agustus 2008

Pujangga Legendaris Palestina Berpulang

Pujangga Legendaris Palestina Berpulang


20080812145421
Mahmoud Darwish, penyair tersohor Palestina, salah satu figur intelektual yang dikenal sebagai suara Palestina yang terusir dari tanahnya, meninggal Sabtu lalu (10/8) lalu di Texas, Amerika Serikat. Ia sempat menjalani operasi jantung pada hari Kamis dan masuk kondisi kritis hingga ajal menjemput.

Mahmoud ialah ikon budaya Palestina yang sangat dihormati baik di kalangan Palestina, masyarakat Arab, maupun pendukung kasus Palestina di tataran international

Puisi-puisi Mahmoud dianggap sebagai suara seluruh rakyat Palestina, suara yang melawan penjajahan dan menolak kekerasan dan peperangan. Karya-karyanya telah diterjemahkan lebih dari dua puluh bahasa dan ia pernah memenangkan beberapa penghargaan internasional. International Middle East Media Centre (IMEMC) menyatakan rasa duka mendalam terhadap keberpulangan sang penyair besar, tokoh sekaligus figur intelektual itu.

Mahmoud lahir pada tahun 1942 di desar Al Birwa, sisi Timur kawasan Acre di Palestina. Setelah Israel dideklarasikan di tanah Palestina tahun 1948, keluarganya mengungsi ke Lebanon selama setahun dan pulang kembali ke Acre (Akka) lalu menetap di Deir Al Asad.

Buku puisi pertama Mahmoud diterbitkan ketika ia masih berusia sembilan belas tahun; berjudul Burung Tanpa Sayap (Asafeer Bila Ajniha). Ia juga pernah menjadi editor di sejumlah surat kabar milik Partai Komunis Israel dan juga surat kabar Al Fajir (Fajar).

Ia berulangkali mengalami tindak kekerasan dan dipenjarakan oleh Israel. Pada tahun 1970 ia pindah ke Moskow dan setahun berikutnya ia hijrah ke Mesir dan bekerja untuk surat kabar Al Ahram (Piramida)

Kemudian di tahun 1973 ia pindah lagi ke Lebanon dan bergabung dengan surat kabar Shu'un Filistiniyya menjadi editor sekaligus bekerja sebagai direktur Pusat Penelitian Palestina, milik Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Pada tahun 1981 ia mendirikan jurnal Al Karmel dan berposisi sebagai editor. Lalu pada tahun 1987 ia terpilih sebagai Direktur Eksekutif PLO, namun karena keberatan dengan hasil Perjanjian Oslo ia pun mengundurkan diri. Mahmoud secara berulang menuntut pemimpin Palestina untuk memperjuangkan posisi dan kekuatan seimbang dalam setiap perundingan damai.

Mahmoud kembali memasuki tanah kelahirannya tahun 1995 setelah mendapat visa untuk mengunjungi ibunya. Ia pindah ke Tepi Barat dan mendapat ijin tinggal dari pemerintah Israel untuk menetap di Palestina dan akhirnya tinggal di Ramallah

Pada tahun 2000 sempat muncul usulan dari menteri pendidikan Israel Yossi Sarid untuk memasukkan beberapa puisi Mahmoud ke dalam kurikulum Israel. Namun usulan tersebut ditolak oleh Sang Perdana Menteri, Ehud Barak.

Setahun kemudian Mahmoud memenangkan Penghargaan Lannan untuk Kebebasan Berbudaya. Penghargaan yang khusus diberikan kepada orang dengan karya tidak biasa dan penuh keberanian menyuarakan hak asasi manusia terhadap kebebasan, imajinasi, pengetahuan, dan ekspresi. Sebagaimana diartikan oleh yayasan, kebebasan berbudaya ialah hak setiap individu dan komunitas untuk mengartikan dan melindungi nilai-nilai dan keberagaman cara hidup yang kini terancam oleh globalisasi

Kata-kata Darwish dan puisinya menyuarakan bagian dirinya yaitu identitas Palestina dan Bangsa Arab. Karyanya--terkumpul dalam 40 antologi puisi dan 8 antologi prosa--menjadi ''ancaman'' bagi penjajahan Israel sehingga sering menjadikan Mahmoud sasaran tindak kekerasan pemerintah Israel

Tidak ada komentar: