Sabtu, 30 Agustus 2008

Wujud Candi Induk Losari Terungkap

Wujud Candi Induk Losari Terungkap

Tim Balai Arkeologi Yogyakarta bersama Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menggali situs candi induk Candi Losari di Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, .

Setelah dua minggu menggali, tim peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta berhasil mengungkap wujud candi induk Losari yang terletak di Desa Losari, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Salah satu bagian candi induk yang ditemukan dua hari lalu itu diduga sebagai dinding sisi barat candi.

Lokasi candi induk sekitar 8 meter dari Candi Perwara (candi pelengkap) yang ditemukan pada penggalian tahap pertama 2007, dengan kedalaman 3 meter. Ketua tim peneliti Candi Losari Balai Arkeologi Yogyakarta, Baskoro Daru Tjahyono, mengatakan, penggalian yang dimulai 10 Agustus itu merupakan lanjutan penggalian tahap pertama pada 2007.

"Pada penggalian pertama, kami hanya menemukan satu candi perwara. Penggalian kali ini untuk mengetahui seluruh bangunan utama Candi Losari," kata Baskoro ketika ditemui di lokasi penggalian, Senin (25/8).

Seperti candi Hindu kuno lainnya, tutur Baskoro, kompleks candi terdiri dari satu candi induk dan tiga candi perwara yang sekelilingnya dipagari. Setelah melihat sepenggal wujud bangunan candi induk dan estimasi jaraknya dengan candi perwara, Baskoro memperkirakan luas Candi Losari 25 meter x 25 meter. "Candi induknya diperkirakan 9 meter x 9 meter," ujarnya.

Candi Losari pertama kali ditemukan Muhammad Badri (52) pada 11 Mei 2004 saat menggali lubang untuk keperluan irigasi di kebun salak miliknya. Tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta mulai menggali situs itu pada 2007.

Candi ini merupakan candi Hindu, di abad ke-9 Masehi dari zaman Kerajaan Mataram Kuno. ”Itu terlihat dari relief (ukiran) di salah satu candi perwara yang telah terungkap,” ujar Baskoro.

Candi ini terkubur lahar dingin letusan Gunung Merapi--diperkirakan terjadi 925-928 Masehi. Berdasar jarak antarcandi (0-2 km), candi ini dimasukkan dalam kelompok Candi Gunung Wukir bersama Candi Mantingan.

Ahli Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Djoko Dwiyanto mengatakan, dari ukuran yang termasuk kecil, Candi Losari diperkirakan dipakai oleh masyarakat desa atau kota kecil. Meski demikian, candi itu tetap mempunyai arti penting. "Dari candi ini kita dapat mengetahui perkembangan agama Hindu sampai ke tingkat lokal," katanya.

Menurut Dwi, pengungkapan candi Losari semakin membuka peluang penemuan-penemuan candi baru di wilayah Yogyakarta dan Jateng. "Dari hasil survei bawah tanah diketahui ada ratusan candi di antara Borobudur dan Prambanan yang belum terungkap," mr-kompas

Tidak ada komentar: