Rabu, 20 Agustus 2008

Penyakit THT dan Pengobatannya

Penyakit THT dan Pengobatannya

Meski di era kekhalifahan belum ada peralatan yang bisa digunakan untuk mendiagnosis penyakit, para dokter Muslim telah mam puelakukannya. Bermodalkan observasi yang baik dan keahlian klinis, para dokter itu mampu mendiag nosis ke ba nyakan penyakit telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).

Ar Razi, misalnya, memiliki cara sen diri untuk mendiagnosis dan mengobati pasien penyakit THT. Dalam kitabnya yang berjudul Al Hawi, dokter termasyhur di awal abad ke-10 itu memeriksa pasiennya di bawah cahaya matahari langsung. Dia juga menggunakan mi kroskop cermin. Untuk memeriksa te linga dan hidung, Ar Razi menggunakan spekula. Sedangkan, untuk memeriksa mulut dan tenggorokan, ia mengguna kan penekan lidah.

Dokter termasyhur itu juga menjelaskan penyebab penyakit yang sering terjadi di bagian luar dan tengah te linga. Tak cuma itu, Ar Razi pun memerinci satu per satu jenis penyakit di ba gian telinga. Selain itu, dia juga menjelaskan penyakit lainnya yang biasa ter jadi pada hidung, mulut, kerongkongan, dan tenggorokan. Ar Razi pun tercatat sebagai dokter pertama yang menjelaskan rhinorrheaatau penyakit ingusan berikut penyebabnya.

‘’Dialah dokter pertama yang menggunakan alkohol sebagai antiseptik,’‘ papar Prof Mostafa Shehata. Hampir sa ma dengan Ar Razi, Ibnu Sina juga mendiagnosis penyakit THT dengan menggunakan mikroskop cermin, spe kula khusus, serta melakukan diagnosis dengan jari untuk membedakan beragam bengkak. Dengan kemampuannya yang tinggi dalam meraba, Ibnu Sina bisa mendiagnosis penyakit mu lut, tenggorokan, dan kerongkongan dengan sangat akurat.

Ibnu Sina pun dapat membedakan antara tumor jinak dan ganas yang me nular. Dia juga menguraikan secara de tail informasi mengenai telinga, hidung, dan gejala ketulian, vertigo, ingusan, telinga berdengung ( tinnitus), gangguan pita suara ( hoarseness),sakit menelan ( dysphagia), dan gangguan pada pernapasan ( stidor).

‘’Ibnu Sina menjelaskan secara pe rinci satu persatu tentang penyebab ke tulian dan telinga berdengung,’‘ im buh Prof Mostafa. Sedikitnya, Ibnu Sina menjelaskan lima jenis gangguan yang menyebabkan telinga berde ngung. Ia juga menemukan beberapa peralatan baru untuk menguji dan mendiagnosis penyakit.

Salah satunya dengan menemukan saluran bengkok yang terbuat dari pe rak atau emas untuk menyelamatkan pasien yang tercekik. Menurut Mosta fa, Ibnu Sina merupakan dokter yang paling berjasa dalam menemukan en dotracheal intubation—sebuah prosedur medis dengan menempatkan sebuah saluran (pipa) kepada trakea.

Proses ini dilakukan untuk membuka saluran udara ketika memberi oksigen, pengobatan, atau pembiusan. Namun, sejarawan kedokteran Barat tak mengakui jasa Ibnu Sina dalam endotrache al intubation. Mereka malah menyata kan bahwa Mac Ewan dan Einsenme nger yang baru hidup pada tahun 1847 sebagai penemu endotracheal intubation.

Dokter Muslim lainnya yang mem beri kontribusi dalam pengobatan THT adalah Ibnu Al Baladi (971 M). Ia ba nyak membahas diagnosis dan pe nyembuhan penyakit THT. Hal yang sama juga dilakukan dokter terkemuka di Seville pada abad ke-12 M, Ibnu Zohr. Dia juga menyumbangkan pe mikiran dan hasil penelitiannya mengenai diagnosis dan penanga nan penyakit THT.

Sementara itu, Al Zahrawi—Bapak Ilmu Bedah Modern—banyak membahas operasi telinga, hidung, dan tenggorokan secara perinci dalam kitab Al Tassreef. Apa yang ditemukan dan di kembangkan oleh para dokter Muslim di era kekhalifahan itu diadopsi dan diserap dokter di Eropa. Berbekal pengetahuan yang ditransfer dari peradab an Muslim itulah Eropa mengalami Renaisans.

Inilah salah satu pengakuan terha dap kontribusi peradaban Islam dalam dunia kedokteran. ‘’Kedokteran itu tak ada sampai Hippocrates menciptakannya, kedokteran mati sampai Galen meng hidupkannya, kedokteran terce rai-berai sampai Ar Razi menyatu kannya, dan kedokteran tak lengkap hing ga Ibnu Sina menyempurnakannya,’‘ tutur seorang dokter Eropa bernama De Boer.mr-khazanahrepublika

Tidak ada komentar: