Selasa, 19 Agustus 2008

INDUSTRI PANGAN DI ERA KEKHALIFAHAN

INDUSTRI PANGAN DI ERA KEKHALIFAHAN

Sistem pertanian modern merupakan ‘jantung’ kehidupan per ekonomian masyarakat Muslim di zaman keemasan. Sejak awal abad ke-9 M, peradaban kota-kota besar Muslim yang tersebar di Timur Dekat, Afrika Utara, dan Spanyol telah ditopang dengan sistem pertanian yang sangat maju, irigasi yang luas, serta pengetahuan pertanian yang tinggi.

Itulah yang membuat dunia Islam di era kekhalifahan memiliki ketahanan pangan yang begitu kuat. Sejarah mencatat bahwa peradaban Muslim telah berhasil melakukan transformasi fundamental di sektor pertanian yang dikenal sebagai Revolusi Hijau Abad Pertengah an atau Revolusi Pertanian Muslim. Revolusi Hijau yang dirintis umat Islam telah memungkinkan transfer beragam tanaman berikut teknik menanamnya ke berbagai penjuru dunia Islam.

Pada era itu, dunia Islam menguasai beragam komoditas pertanian yang awal nya justru berasal dari peradaban lain. Beberapa komoditas pertanian dan perkebunan penting yang dikuasai umat Islam antara lain gula tebu dan gandum. Sejatinya, gula tebu berasaldari peradaban masyarakat India, sedangkan gandum berasal dari Benua Hitam—Afrika.

Dengan globalisasi pertanian yang dirajut peradaban Islam, tanaman yang sangat penting itu dikembangkan masya rakat Muslim. Berkembang pesatnya sektor pertanian yang dibarengi perdagangan serta teknologi telah mendorong munculnya industri pangan. Pada era kekhalifahan, industri pangan, seperti gula dan tepung, telah berkembang pesat di dunia Islam.

Salah satu industri yang berkembang pesat di dunia Islam adalah industri gula. Sejatinya, tanaman gula tebu memang berasal dari anak benua India. Konon, masyarakat India telah menemu kan cara untuk mengkristalkan gula ketika Dinasti Gupta berkuasa ekitar tahun 350 M. John F Robyt (1998) me ng u ngkap kan, ada dua tempat asal ta namangula tebu, yakni Pasifik Selatan danTimur India. Tanaman gula tebu te lahdikembangkan sejak 10 ribu tahun SM.

Ketika revolusi pertanian Muslim terjadi, para enterpreneur Muslim mengadopsi teknik produksi gula dari India. Industri gula mulai berkembang pesat seiring dibangunnya penyulingan gula oleh para insinyur Muslim. Pabrik penyulingan gula yang tersebar di Pa kistan, Afghanistan, dan Iran itu mulai ber operasi sejak abad ke-9 M. Pabrik pe nyu lingan gula pertama dalam peradaban Islam itu digerakkan oleh energi yang berasal dari kincir air dan kincir angin.

Peradaban Islam yang diwakili masyarakat Arab dicatat sebagai peletak dasar industri gula. Masyarakat Muslim tak cuma menguasai penggilingan dan penyulingan gula saja. Pabrik dan per kebunan gula dunia di era keemasan didominasi umat Islam. Menurut Ensiklopedia Tematik Dunia Islam terbitan Ichtiar Baru Van Hoeve (IBVH), catatan seputar geliat industri gula di era keemasan terekam dalam risalah bertajuk Nihaya Al-Arab fi Funun Al-Adab (Puncak Kemahiran dalam Seni Adab).

Risalah karya Ahmad An Nuwairi (wafat 1332 M) itu, selain mengupas teknik dan cara pembuatan gula, kitab itu juga membahas tata cara menanam gula tebu. Sebelum tebu ditanam, menurut An Nuwairi, lahan yang akan ditanami harus diolah dengan menggunakan bajak berat (maharit kibar).

Pengolahan gula pada masa itu tidaklah mudah. Dibutuhkan penguasaan dan keahlian teknologi dalam mengembang kan tebu hingga mengolahnya men jadi gula. Sebab, pengolahan tebu menjadi gula harus menempuh proses kimia. Untunglah, peradaban Islam pada era itu telah menguasai teknologi kimia.

Penanaman tebu membutuhkan areal yang sangat luas. Selain itu, juga membutuhkan jaringan irigasi yang baik. Tak heran, jika pada masa itu, pengembang an industri gula tak bisa dilakukan oleh petani berskala kecil. Karenanya, pena nam an dan pengolahan komoditas pertanian yang vital itu ditangani oleh pe merintah.

Pada awalnya, industri gula ditopang perkebunan tebu di Faris dan Al Ahwaz. Setelah itu, berkembang ke wilayah La ut Tengah. Pada akhir abad ke14 M, per kebunan gula tebu juga telah ber kem bang luar biasa di Andalusia dan Al garve. Spanyol Muslim memang sa ngat termahsyur dalam mengembangkan sektor pertanian. Dari kawasan itulah, lahir para ahli botani Muslim ter kemuka.

Menurut Bapak Sejarah Sains, George Sarton, sumbangsih pemikiran dan de dikasi Muslim di Spanyol pada bidang tumbuh-tumbuhan membuat ilmu bota ni, pertanian, dan perkebunan berkembang sangat pesat. “Dunia perkebunan dan pertanian mengalami kemajuan. Para ahli botani Muslim membuktikan bahwa sumbangsih peradaban Islam sangat berarti bagi dunia,” ujar Sarton.

Tahukah Anda bahwa kata ‘sugar’ yang digunakan bahasa Inggris untuk me nyebut gula berakar dari bahasa Arab? Ya, ‘sugar’ berasal dari kata shakar. Sebagai komoditas yang begitu penting, pada tahun 1420-an, produksi gula telah sampai ke Kepulauan Kanari, Madeira, dan Azores. Gula mulai dikenal masyarakat Inggris melalui jalur Pran cis, Spanyol, dan Italia—komoditas per kebunan yang berasa manisitu berawal dari dunia Islam.

Perkebunan dan industri gula di Benua Amerika juga berasal dari peradaban Islam. Sejarawan Paul Lunde mengungkapkan, perkebunan tebu yang begitu luas di kawasan Andalusia—ter utama sekitar Motril—begitu produktifpa da abad ke-14 dan 15 M. Saat itu, industri gula dikuasai Dinasti Mamluk. Na mun, begitu Granada jatuh ke tangan pe nguasa Nasrani, industri gula yang di kuasai peradaban Islam gulung tikar.

Umat Islam yang terusir dari Spanyol pada abad ke-15 M bermigrasi ke Benua Amerika yang disebut Columbus sebagai ‘Dunia Baru’. Pada tahun 1550 M, terca tat ada sebanyak 3.000 penggilingan gu la skala kecil di Benua Amerika.Industri gula di Amerika dibangun dengan ban tuan para ahli Muslim yang berasal dari Kepulauan Kanari—tentunya mengguna kan teknologi yang telah dikembang kan selama berabadabad di dunia Islam.

‘’Dengan memperkenalkan industri gula ke ‘Dunia Baru’, produk lainnya yang awalnya dimonopoli dunia Islam akhirnya mulai diproduksi di lingkungan baru di luar dunia Islam,’‘ papar Lunde yang juga seorang sarjana yang meneliti Arab. Begitulah, industri gula berkembang di dunia Islam dan kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Kini, Brasil tercatat sebagai produsengula terbesar di seantero jagad.Selain industri gula, pada era keemas an Islam juga berkembang pesat in dustri tepung yang berasal dari gandum. Pada zaman itu, industri penggilingan bahan makanan pokok itu berkembang pesat. Industri penggilingan tepung dibangun para insinyur Muslim di hampir seluruh kota Islam.

Salah satu contohnya, pada abad ke10 M, industri penggilingan tepung di Baghdad dapat memproduksi 10 ton tepung per hari. Industri penggilingan tepung pertama di Eropa berdiri pada abad ke-12 M di Spanyol Muslim. Pencapaian umat Islam dalam industri pangan tercatat lebih awal dari peradaban Barat. Masyarakat Inggris baru m engembangkan industri tepung pada 1600 M.mr-khazanahrepublika

Tidak ada komentar: