Kamis, 04 September 2008

Rosa Canina, Herbal untuk Osteoartritis

Rosa Canina, Herbal untuk Osteoartritis


OSTEOARTRITIS (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) sendi. Penyakit ini ditandai dengan adanya kemunduran kartilago sendi dan tulang di dekatnya, yang bisa menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan.

Sampai saat ini masih belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan OA hingga tuntas. Pengobatan yang diberikan dokter dalam penatalaksanaan OA umumnya ditujukan terhadap dua hal, yaitu mengatasi gejala dan memperbaiki aktivitas sehari-hari (symptom modifying effect), serta pencegahan dan perbaikan kerusakan struktur rawan sendi (structure modifying effect). Terakhir muncul pengobatan dengan menggunakan sel terapi dan stem sel dengan hasil yang cukup menjanjikan.

Rekomendasi yang diberikan para ahli dalam penanganan osteoartritis (OA) meliputi terapi farmakologis dan terapi non-farmakologis (seperti penurunan berat badan, olahraga, edukasi). Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) merupakan salah satu terapi farmakologis yang paling sering digunakan untuk mengatasi nyeri dan peradangan yang terjadi pada pasien OA.

Namun demikian, penggunaan obat-obatan tersebut sering kali memberikan efek samping yang cukup serius, seperti perdarahan saluran cerna, erosi lambung, hingga kerusakan hati dan ginjal. Beratnya efek samping yang ditimbulkan karena penggunaan jangka panjang OAINS ini membuat para ahli terus mencari alternatif terapi OA yang efektif namun juga aman.

Rosa canina merupakan salah satu alternatif terapi osteoartritis yang mulai banyak digunakan saat ini sebagai terapi komplementer (pelengkap). Rosa canina ini juga dikenal dengan nama Brier hip, brier rose, dogberry, dog rose, hip rose, witches' brier, dan sebagainya.

Rosa canina tergolong dalam famili Rosaceae dan banyak ditemukan pada dataran Eropa dan Asia Barat. Bagian yang biasanya digunakan sebagai pengobatan maupun bahan nutrisi adalah bagian buahnya yang berwarna merah. Ekstrak Rosa canina ini banyak digunakan oleh para ahli di negara-negara Eropa karena kandungan zat aktifnya yang cukup kompleks sehingga dapat bekerja pada berbagai jalur mekanisme osteoartritis.

Hal ini berbeda dengan obat farmakologis konvensional dimana umumnya hanya bersifat monomodal (hanya bekerja pada satu jalur mekanisme saja), sehingga kadang hanya memberikan manfaat klinis yang terbatas.

Sejarah penggunaan ekstrak tanaman Rosa canina sebagai terapi pada penderita osteoartritis bermula dari Langeland, Denmark. Seorang petani bernama Erik Hansen mengalami perbaikan gejala arthritis yang dialaminya, setelah menggunakan bubuk yang dibuat dari biji dan buah Rosa canina. Dia kemudian menghubungi Dr. Kaj Winther dan Dr. Arsalan Kharazmi dari Universitas Kopenhagen Denmark untuk mendiskusikan kemungkinan melakukan penelitian ilmiah. Hasilnya sesuai dugaan, terbukti ekstrak tanaman Rosa canina ini dapat meredakan gejala-gejala osteoarthritis.

Galaktolipid yang terkandung di dalam ekstrak Rosa canina ini terbukti menghambat migrasi sel darah putih ke dalam sendi sehingga dapat mengurangi terjadinya proses peradangan dan kerusakan sendi. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, penggunaan jangka panjang ekstrak Rosa canina terbukti mampu mengurangi keluhan nyeri dan memperbaiki kualitas hidup pasien OA.

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Kaj Winther tahun 2005 membuktikan bahwa ekstrak Rosa canina mampu menurunkan secara signifikan disabilitas, kekakuan sendi, maupun severitas penyakit berdasarkan skor WOMAC.

Berbeda dengan OAINS, terapi dengan ekstrak Rosa canina ini tidak menimbulkan efek samping perdarahan lambung maupun kerusakan ginjal/hati, bahkan setelah 4 minggu dapat mengurangi dosis OAINS yang diperlukan pasien OA.

Melihat bukti-bukti ilmiah ini, ekstrak Rosa canina mulai banyak digunakan di Jepang dan negara-negara Eropa sebagai terapi komplementer pada penderita OA. Bila semua pilihan terapi tersebut tidak memberikan hasil, dapat dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan operasi pada sendi yang terkena.mr-kompas.Penulis: dr. Indra Widya Nugraha

Tidak ada komentar: